Categories Berita

Anggota MRP: Orang Asli Papua jangan terlalu berharap bantuan pemerintah terkait Covid-19

Masyarakat Papua diajak memanfaatkan pangan lokal yang ada selama masa pembatasan sosial covid-19 tanpa berharap bantuan pemerintah – Aguz Pabika/MRP
JAYAPURA, MRP – Anggota Majelis Rakyat Papua (MRP) John Wob menyarankan agar Orang Asli Papua (OAP) tidak terlalu berharap kepada bantuan pangan atau ekonomi dari pemerintah.

“Tidak perlu menanti bantuan pemerintah, lebih baik hidup biasa, pergi ke kebun, dusun sagu, dan melaut untuk menyambung hidup,” katanya kepada Jubi ketika dikontak pada Selasa (26/05/2020).

Ia menyarankan hal tersebut, karena menilai cara kerja Satuan Tugas (Satgas) Penanggulangan Covid-19 dari pusat hingga daerah di Papua tidak maksimal.

“Karena kasus terus bertambah hingga bantuan bagi rakyat yang kena dampak pembatasan psikologi sosial tidak menerima bantuan sesuai informasi dan harapan,” ujarnya.

Menurut anggota MRP utusan Gereja Katolik Keuskupan Agung Merauke tersebut, tim Satgas terlihat hanya formalitas.

Ia mengaku memiliki bukti yang kuat untuk mengatakan semuanya dibentuk sebagai formalitas.

“Karena tidak ada yang bisa ke daerah untuk bertemu masyarakat dengan alasan pembatasan sosial, pemerintah juga tidak menjelaskan kepada publik cara bantuan yang diwacanakan akan disalurkan sampai ke seluruh rakyat,” katanya.

John Wob juga menyorot sebagian besar masyarakat belum mendapatkan bantuan. Sedangkan warga yang mendapatkan bantuan juga tidak sesuai dengan wacana dan harapan masyarakat.

“Coba bayangkan, saya sudah ada di kampung ini, Distrik Kombut, Kabupaten Boven Digoel pada 24 Maret, warga di sana satu KK (Kepala Keluarga) baru menerima 1 kg beras,” ujarnya.

Menurutnya situasi yang sama terjadi di sejumlah wilayah di Papua. Ia mencontohkan satu video warga di Kabupaten Nduga yang tersebar media sosial dan YouTube.

“Saya menonton satu rekaman video dari Nduga, mereka mengeluh karena minyaknya diisi dalam botol air dan berasnya kotor,” katanya.

Kalau masyarakat mengeluh, tambahnya, dan bantuan tidak sesuai harapan, berarti ada yang kurang beres dalam tim yang dibentuk. Karena itu John Wob menduga juga terjadi KKN (Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme) dalam penyaluran.

“Kita bisa bilang tim itu dibentuk hanya habiskan uang, semua yang kerja kontradiktif, lantaran banyak fakta tidak sesuai dengan informasi di media, media menulis tiga, tetapi faktanya menjadi dua atau satu,” katanya.

Ketua Kelompok Kerja Mahasiswa dan Pemuda Distrik Muliama, Kabupaten Jayawijaya di Kota Jayapura, Anias Lengka mengatakan bahwa pandemi menyadarkan masyarakat untuk harus ke kebun.

“Krisis ini benar-benar mengajak kita berkebun supaya bisa mengatasi krisis pangan di tegah wabah ini,” katanya kepada Jubi, Selasa (26/05/2020) sore.

Terkait itu ia mengatakan telah membuka lahan pertanian di Distrik Muara Tami, Kota Jayapura. Pihaknya mulai bekerja dan menyampaikan terima kasih kepada Kamar Adat Pegusaha Papua yang telah memberikan bantuan alat-alat kerja pertanian sehari sebelumnya. (*)

Read More
Categories Berita

MRP Seruhkan Masyarakat Kembali Berkebun

Penyerahan secara simbolis, partisipasi sembako oleh MRP kepada masyarakat yang diterima langsung Kepala Distrik Sentani Timur (Humas)

 

SENTANI, MRP – Sejalan dengan himbauan Pemerintah Daerah Kabupaten Jayapura dalam proses penanganan Covid-19 di Kabupaten Jayapura, masyarakat diminta untuk kembali ke alam untuk mengelola semua potesi Sumber Daya Alama (SDA) yang dimiliki pada masing-masing Kampung.

Hal ini disepakati dan menjadi himbauan Majelis Rakyat Papua (MRP) yang melakukan Kunjungan Kerja (Kunker) dalam rangka pengawasan terhadap kebijakan pencegahan dan penanganan inveksi virus corona disease di Provinsi Papua secara kusus Kabupaten Jayapura.

Ketua Tim Kunker MRP ke Kabupaten Jayapura, Engel Berthus Kasipmabin dalam lawatannya ke Kampung Harapan Distrik Sentani Timur mengajak dan menghimbau kepada masyarakat di daerah tersebut untuk kembali ke alam guna mengelolah potensi SDA yang dimiliki.

Menurutnya, virus corona telah banyak merubah semua situasi dan aktifitas sosial masyarakat secara global tetapi juga secara kusus di Daerah ini.

Masyarakat diminta untuk tinggal dirumah, berdoa, bekerja, dan olahragapun di rumah masing-masing, hal ini adalah bagian dari upaya memutus penyebaran virus corona.

“Lebih baik kita kembali ke kebun, ke laut atau ke danau untuk mengelolah apa yang sudah Tuhan berikan bagi kita. Yang punya pekarangan luas dapat dimanfaatkan juga,” ujar Engel Berthus di Kantor Distrik Sentani Timur. Rabu (6/5).

Dikatakan, kehadiran pihaknya dalam Kuker tersebut guna memastikan kebijakan Pemerintah Daerah dalam penanganan covid -19 ditengah masyarakat sudah benar-benar tepat sasaran atau tidak.

“Ada banyak laporan warga masyarakat terkait pembagian sembako yang tidak sampai ditangan mereka, hal ini menjadi laporan kami terhadap pemerintah daerah,” ujarnya.

Engel Berthus juga mengatakan, dalam Kunker dua hari (5-6 mei 2020) di kabupaten Jayapura, Kampung Sabron Sari Distrik Sentani Barat, Kampung Yakonde Distrik Waibhu, dan Kampung Harapan Distrik Sentani Timur. Masih ada masyarakat yang belum mendapat bantuan sembako dari Pemerintah Daerah.

“ Seperti di kampung sabron sari, laporan warga masyarakat disana mengatakan belum mendapatkan bantuan sembako, bahkan satu distrik sentani barat. Hal-hal ini pemerintah garus perhatikan dengan serius,” jelasnya.

Sementara itu, Kepala Distrik Sentani Timur, Stefen Wally mengatakan, pihaknya sangat mengapresiasi atas kunjungan Lembaga Kultur masyarakat Papua (MRP) ke wilayah ini.

Selain memastikan arah kebijakan Pemerinta Daerah dalam penaganan Covid 19, kata Steffen, ada banyak masukan yang disampaikan oleh MRP terhadap penanganan covid 19 ditengah masyarakat secara kusus Distrik Sentani Timur.

“Kami sepakat dengan adanya himbauan kepada masyarakat untuk kembali ke alam untuk mengelolah sumber daya alam yang dimiliki, selain itu juga MRP akan bersama-sama denganmasyarakat untuk mendatangi tempat-tempat penjualan miras di daerah ini dan meminta agar segera ditutup,” pungkasnya.

Dalam Kunker ke Dsitrik Sentani Timur, MRP juga berpatisipasi dalam pemberian sembako bagi masyarakat yang benar-benar membutuhkan di masa covid 19 ini.

 

Sumber: Nokenlive.com

 

Read More
Categories Berita

MRP: OAP Harus Pertahankan Tradisi Berkebun

Wakil Ketua Pokja Perempuan MRP, Sisca Abugau saat menyerahkan ubi kepada ketua asrama Dogiyai, Yuli Goo. (Yance Agapa – SP)

JAYAPURA, MRP — Orang Asli Papua (OAP) harus pertahanan tradisi berkebun dan menanamkannya dalam pribadi masing-masing, agar tidak bergantung pada produk-produk importir.

Hal tersebut disampaikan oleh Wakil Ketua Pokja Perempuan MRP, Sisca Abugau saat diwawancarai suarapapua.com usai melakukan Kunjungan Kerja (kunker) sekaligus memberikan bantuan bahan makanan di asrama Dogiyai, Perumnas I Waena, kota Jayapura Kamis (7/5/20).

Dia mengatakan kearifan lokal bagi orang Papua sangat penting ketika wabah seperti ini muncul lagi, sebab, kata dia, kita tidak dibesarkan dari beras, sardine dan mie instans. Tetapi dari hasil kebun yang sudah dianggap oleh masyarakat di Meepago dan Lapago sebagai tradisi mereka.

“Jadi masyarakat Papua pada umumnya harus kembali berkebun di tengah Covid-19 ini,” kata Abugau.

Ia juga mengajak seluruh anak-anak muda Papua, baik laki-laki maupun perempuan agar serius dalam mempertahankan tradisi berkebun yang sudah ada sejak leluhur Papua.

“Kita jangan menyangkal dengan tradisi itu, mari kita kerja dan kerja, sebab berkebun bukan hal baru tapi sudah tertanam sebagai tradisi orang Papua sejak dahulu,” ujarnya.

Sementara itu, Anggota MRP Pokja Agama, Fransiskus Tekege mengatakan di tengah pandemi global ini, kita harus sadar dan kembali berkebun, sebab bantuan makanan yang telah diberikan ini tidak cukup untuk keberlagsungan hidup.

“Ya, mau tidak mau harus berkebun untuk menghadapi Covid-19 ini, jadi intinya bahan makanan yang kami sudah bagi ini harus digunakan sebaik mungkin,” imbuhnya. (*)

 

Sumber: www.suarapapua.com

 

Read More
Categories Berita

Enam Asrama Meepago di Jayapura Terima Bama dari MRP

Para anggota MRP perwakilan wilayah Meepago usai berikan bantuan di asrama Dogiyai, kota Jayapura. (Yance Agapa – SP)

JAYAPURA, MRP — Dalam melakukan kunjungan kerja pada hari ketiga, Majelis Rakyat Papua (MRP) perwakilan wilayah adat Meepago menyalurkan bantuan berupa bahan makanan di enam asrama yang ada di kota studi Jayapura.

Wakil Ketua II MRP, Debora Mote mengatakan tujuan utama pihaknya datang mengunjungi dan memberikan bantuan ke tiap-tiap asrama wilayah Meepago, hanya karena rasa kepedulian terhadap pelajar dan mahasiswa-mahasiswi di kota studi Jayapura.

“Adik-adik mahasiswa merupakan tulang punggung dari daerah Meepago, sehingga kami sengaja meluangkan waktu untuk datang dan memberi sedikit bantuan makanan,” kata Debora.

Ia juga berpesan kepada seluruh mahasiswa-mahasiswi wilayah Meepago, agar tetap berkebun karena itu merupakan tradisi masyarakat di pegunungan Papua.

“Kalau ada teman, kenalan atau family yang punya lokasi, kalian bisa minta lalu tanam-tanam singkong dan sayur, supaya kita semua bisa melawan krisis kelaparan di tengah Covid-19 ini,” tuturnya.

Sementara itu, Koordinator Kunker MRP Wilayah Meepago, Fransiskus Tekege mengatakan bantuan makanan ini sebagai bentuk kepedulian kita terhadap mahasiswa-mahasiswi dari wilayah Meepago yang ada di kota studi Jayapura.

“Ini yang hari ketiga III, dan bukan hanya satu atau dua asrama yang kita kunjungi, tetapi ada 6 asrama dari wilayah Meepago, sehingga pembagiannya itu merata,” kata Tekege.

Ia juga berpesan kepada para mahasiswa-mahasiswi, agar tidak usah dengar isu-isu jebakan, bahwasannya orang Papua tidak bisa terjangkit virus corona dan lain-lain.

“Ini sudah ada bukti kalau orang Papua yang berkulit hitam juga bisa terjangkit, jadi saya mohon kepada ade-ade semua supaya ikuti terus berita terkait perkembangan Covid-19,” terangnya.

Jadi, gunakan sebaik mungkin bantuan berupa makanan yang diberikan oleh MRP dan selalu fokus untuk belajar. (*)

 

Sumber: www.suarapapua.com

 

Read More
Categories Berita

MRP Serahkan Sembako kepada OAP Terdampak Covid-19 di Koya Tengah

Ketua Tim I MRP Amatus Ndatipit dan anggota menyerahkan paket sembako secara simbolis kepada OAP terdampak Covid-19 di Kampung Koya Tengah, Distrik Muara Tami, Kota Jayapura, Kamis (7/5/2020).

JAYAPURA, MRP —Majelis Rakyat Papua (MRP) menggelar kunker sekaligus menyerahkan bantuan sosial, berupa paket sembako dan masker kepada Orang Asli Papua (OAP), yang mewakili lima wilayah adat di Provinsi Papua terdampak Coronavirus Disease 2019 atau Covid-19 di Kampung Koya Tengah, Distrik Muara Tami, Kota Jayapura, Kamis (7/5/2020).

Perwakilan lima wilayah adat  masing-masing  Tabi/Mamta, Saereri, Lapago, Meepago dan Animha.

Paket sembako tersebut  diserahkan secara simbolis oleh Ketua Tim I MRP Amatus Ndatipit kepada perwakilan OAP dari lima wilayah adat di Papua.

Turut hadir anggota MRP Nerlince Wamuar, Amandus Anakat, Albertus Moyouend, Natalia Kallo, Felitas Kabagaimu, Neles Rumbarar, Ketua II Bamuskam Koya Tengah Ricky Wenggo dan Paul Tan, Pr, selaku Pastor Paroki Gembala Baik Abepura, yang membawahi Stasi Koya Tengah, Koya Barat dan Koya Timur.

Ndatipit mengatakan, sesuai dengan Tupoksi MRP yakni perlindungan dan keberpihakan kepada OAP. Maka pihaknya menggelar kunjungan kerja atau kunker  di tengah-tengah OAP, sekaligus menyerahkan bantuan sosial berupa paket sembako ini

“Semoga bantuan ini sedikit memberi manfaat bagi OAP, yang bekerja dari rumah atau work from home selama masa lockdown, untuk pencegahan Covid-19,” terangnya.

Menurutnya, OAP yang mewakili lima wilayah adat di Papua sejak Covid-19 menular sudah dua kali menerima bantuan sosial berupa sembako, masing-masing dari Pemkot Jayapura, yang diserahkan langsung Sekda Kota Jayapura Frans Pakey dan berikutnya dari MRP.

“Kami mengharapkan Pemprov Papua dan lembaga -lembaga lain yang beroperasi di Papua, seperti BUMD dan BUMN bisa memberikan bantuan sosial kepada OAP,” imbuhnya.

Selama masa lockdown ini, jelasnya, MRP membentuk enam tim yang menggelar kunker dan menyerahkan paket sembako di lima wilayah adat di Papua.

Usul Rapid Test

Sementara itu, Ricky Wenggo mengatakan, pihaknya menyampaikan terima kasih sebesar-besarnya atas kepedulian MRP, yang telah meringankan beban OAP di saat lockdown melalui bantuan sembako dan masker.

“Dengan bantuan sembako ini kami bisa tetap tingggal di rumah. Sedangkan masker kami bisa melindungi diri dari Covid-19,” ucap dia.

Ia pun mengharapkan, agar bantuan sosial ini terus berkelanjutan disalurkan kepada OAP selama wabah Covid-19.

Selain itu, ungkapnya, pihaknya mengusulkan kepada Satgas Pengendalian Pencegahan Penanganan Covid-19 Provinsi Papua, untuk melakukan Rapid Test seluruh OAP di Kampung Koya Tengah, agar sedini mungkin dapat diketahui orang yang positif maupun negatif Covid-19.

Kepedulian

Paul Tan mengatakan, pihaknya bersyukur dan berterima kasih kepada MRP, yang telah ikut memperhatikan warga khususnya OAP.

“Tentu sembako bukanlah utama, tapi yang utama adalah kepedulian MRP terhadap OAP,” ucapnya.

Oleh karena itu, tuturnya, pihaknya berharap kepedulian ini terus berlanjut ke hal-hal  yang lain, seperti pendidikan, kesehatan dan perekonomian rakyat, khusus untuk OAP di Kampung Koya Tengah. **

 

Sumber: http://papuainside.com/

 

Read More
Categories Berita

Tim kerja MRP temui Pangdam, minta dukungan pemulangan warga Saireri

Tim kerja MRP wilayah adat Saireri gelar rapat sebelum menemui Pandam XVII Cenderawasih di Kodam (dok MRP)

JAYAPURA, MRP – Tim Kerja Majelis Rakyat Papua wilayah Adat Saireri bersama beberapa tokoh  adat setempat, menemui Pangdam XVII Cenderawasih pada 8 Mei 2020 di Markas Kodam, di Kota Jayapura, Papua.

Edison Tanati, ketua tim MRP wilayah adat Saireri mengatakan pihaknya bertemu Pangdam, untuk   minta dukungan kerja sama  memulangkan masyarakat adat  Saireri ke kampung halaman mereka. Pihaknya mencatat ada sekitar 4 ribu masyarakat Saireri yang masih tertahan di Kota Jayapura, Ibu kota Provinsi Papua.

“Kami minta dukungan mereka bisa dipulangkan ke daerah asalnya, Ke Biak, Serui dan Yapen Waropen,”ujarnya kepada jurnalis Jubi melalui rekaman video yang diterima redaksi Jubi, pada (8/05/2020) malam.

Kata dia, pemulangan warga itu akan tetap mengikuti protokol kesehatan dari pemerintah dan badan kesehatan dunia. Semua masyarakat yang mau dipulangkan akan mengikuti rapid test. Setelah tes, pihaknya akan menyurati resmi ke pemerintah provinsi untuk pemulangan masyarakat adat Saireri ke daerahnya.

Laus Rumayom staf ahli presiden Republik Indonesia yang mengikuti pertemuan itu mendukung upaya MRP. Terlebih mengingat pandemi Covid 19 akan berakhir kapan. Jika terus tertahan, warga Saireri di ibu kota provinsi Papua dan sekitarnya bisa menjadi beban psikologis dan sosial bagi pemerintah.

Karena itu, pihaknya berharap pemerintah daerah, parlemen, majelis rakyat Papua bekerja sama untuk melakukan pergeseran masyarakat adat Saireri ke wilayah adatnya.

Mayjen TNI Herman Asaribab, Pangdam XVII Cenderawasih yang menerima kunjungan mengatakan sangat memahami harapan MRP dan tokoh adat masyarakat Saireri. Karena kebanyakan masyarakat hidup bergantung kerja swasta.

Karena itu, pihaknya mendukung dengan prosedur kerja sama pihaknya dengan pemerintah daerah. Pihaknya akan memberikan masukan yang menjadi pergumulan dan harapan MRP ke pemerintah daerah untuk dipertimbangkan dalam pengambilan kebijakan.

“Kami tidak bisa kerja sendiri. Kami harus kerja sama dengan pemerintah daerah jadi ini akan menjadi bahan masukan ke kepala daerah dan apa yang menjadi keputusan akan kita laksanakan bersama,”ujarnya.(*)

 

Sumber: Jubi.co.id

 

Read More
Categories Adat

MRP salurkan bantuan sembako kepada masyakarat Papua di Sentani dan Waena

Diana Matuan anggota Pokja Perempuan MRP saat memberikan bantuan sembako kepada RT 04 Gereja Gidi belakang kampus Uncen –

JAYAPURA, MRP – Tim Kerja pengawasan terhadap kebijakan pencegahan dan penanganan infeksi covid-19 di Provinsi Papua, Anggota Majelis Rakyat Papua (MRP) salurkan bantuan sembako kepada 15 kelompok masyarakat yang tinggal di sekitar Sentani Kabupaten Jayapura dan di Perumnas 3 Waena, di Kota Jayapura, Papua.

Bantuan berupa sembako yang terdiri dari beras, minyak goreng, garam, penyedap rasa, kopi, gula dan mie instant tersebut disalurkan oleh anggota Pokja Perempuan Majelis Rakyat Papua (MRP), Diana Matuan pada Rabu, 6 Mei 2020 lalu. 15 kelompok itu terdiri terdiri dari masyarakat, mahasiswa, anak-anak yatim piatu, janda hingga hamba Tuhan yang tinggal di Sentani dan Waena yang kena dampak Covid 19 dan sulit mendapatkan makanan

“Kami sebelumnya bersama teman-teman tim, kemarin (Selasa, 5 Mei 2020 ) turun ke (Kabupaten) Keerom untuk kasih bantuan 18 dedominasi gereja. Kami sudah 3 hari kerja. Sebelum saya datang ke sini saya juga ke Sentani kasih bantuan kepada masyarakat disana. ada janda, anak-anak. Saya tidak pandang orang besar dan kecil karena mereka punya hak hidup dan hak makan, ” kata Diana Matuan, anggota Pokja Perempuan Majelis Rakyat Papua perwakilan dari Kabupaten Yalimo, Jayawijaya, Mamberamo tengah.

Bantuan diserahkan di RT 04 RW 08, Kelurahan Yabansai, distrik Heram, di Waena. Ada 70 kepala keluarga yang menerima bantuan.

Diana Matuan mengatakan warga RT 04, terutama masyakarat Mamberamo Tengah diketahui belum menerima bantuan.

“Bapa, Ibu, dan anak-anak disini adalah bagian dari saya, sehingga saya harus datang kasih bantuan. Bantuan ini sedikit namun saya jalan kasih bantuan dengan hati, sehingga bantuan seperti ini Bapak bagi merata sehingga masyarakat dapat merasakan,” kata Matuan kepada Agus Karoba ketua RT 04 dan juga hamba Tuhan Gereja Gidi.

“Sambil menikmati bantuan, Saya minta masyarakat kerja kebun, supaya apa yang akan terjadi selama 3 bulan ke depan itu, kita bisa antisipasi. (Kemungkinan) Kelaparan akan melanda di seluruh dunia akibat Covid 19 ini, maka itu kami harus berkebun. Bukan masyarakat saja tetapi termasuk saya juga sama-sama berkebun,” imbuh Matuan kepada Masyarakat Mamberamo Tengah 70 KK yang tinggal di RT 04, belakang kampus Uncen tersebut.

Sementara itu, Agus Karoba hamba Tuhan dari Gereja Gidi belakang Kampus Uncen Atas dan juga Ketua RT 04 RW 08 Kelurahan Yabansai, Distrik Heram mengatakan hidup di Jayapura sudah 30 tahun sejak tahun 1987, RT yang dipimpinnya bukan baru tetapi sudah lama.

“Jadi, Pemerintah belum pernah bantu ini. Ibu Beti Hamadi dulu kepala kelurahan tahun 1992 dia sendiri ada bantu kita itu satu lokasi di atas, sampai sekarang pemerintah tidak pernah bantu. Bahan makanan begini saja tidak pernah. Kita punya program masukan tetapi tidak pernah terima terus setiap tahun. Kemarin baru karena virus corona, pihak kelurahan mengatakan kumpulkan kartu keluarga dan KTP. Maka saya kumpul sampai 74 KK lebih tetapi dikurangi sampai 34 KK. Kami mendapat pemberitahuan untuk mengambil bantuan Sembako di kelurahan namun sampai di sana ternyata hanya 4 orang saja. Maka bantuan saya tolak semua, tolak,” Ketua RT 04, Agus Karoba kepada Diana Matuan sambil meneteskan air matanya. Dia terlihat haru.

Bantuan yang ia tolak itu, terdiri dari beras 10 Kilogram, gula 1 Kg, Mie instan 5-10 bungkus .

“Terima kasih banyak sudah datang di tempat yang susah tapi mencari kita sampai masuk memberikan bantuan sembako dan ini baru pertama, luar bisa, terima kasih Wa wa wa,” beber Karoba.(*)

 

Sumber: Jubi.co. id

 

Read More
Categories Adat

MRP: masyarakat harus kembali berkebun

Penyerahan secara simbolis, partisipasi sembako oleh MRP kepada masyarakat yang diterima langsung Kepala Distrik Sentani Timur. -Jubi/Engel Wally

SENTANI, MRP – Sejalan dengan himbauan Pemerintah Daerah Kabupaten Jayapura dalam proses penanganan Covid-19 di Kabupaten Jayapura, Papua masyarakat diminta untuk kembali ke alam dan mengelola semua potesi Sumber Daya Alam (SDA) yang dimiliki pada masing-masing kampung.

Hal ini disepakati dan menjadi himbauan Majelis Rakyat Papua (MRP) yang melakukan Kunjungan Kerja (Kunker) dalam rangka pengawasan terhadap kebijakan pencegahan dan penanganan inveksi virus corona disease di Provinsi Papua secara khusus Kabupaten Jayapura.

Koordinator Tim Kunker MRP ke Kabupaten Jayapura, Engel Berthus Kasipmabin dalam lawatannya ke Kampung Harapan, Distrik Sentani Timur, mengajak dan menghimbau kepada masyarakat di daerah tersebut untuk kembali ke alam guna mengelola potensi SDA yang dimiliki.

Menurutnya, virus corona telah banyak mengubah semua situasi dan aktifitas sosial masyarakat secara global tetapi juga secara khusus di daerah ini. Masyarakat diminta untuk tinggal di rumah, berdoa, bekerja, dan olahragapun di rumah masing-masing, hal ini adalah bagian dari upaya memutus penyebaran virus corona.

“Lebih baik kita kembali ke kebun, ke laut atau ke danau untuk mengelola apa yang sudah Tuhan berikan bagi kita. Yang punya pekarangan luas dapat dimanfaatkan juga,” ujar Engel Berthus di Kantor Distrik Sentani Timur, Rabu (6/5/2020)

Dikatakan, kehadiran pihaknya dalam kunker tersebut guna memastikan kebijakan Pemerintah Daerah dalam penanganan covid -19 di tengah masyarakat sudah benar-benar tepat sasaran atau tidak.

“Ada banyak laporan warga masyarakat terkait pembagian sembako yang tidak sampai di tangan mereka, hal ini menjadi laporan kami terhadap pemerintah daerah,” ujarnya.

Engel Berthus juga mengatakan, dalam kunker selama dua hari [5-6 Mei 2020] di tiga distrik di Kabupaten Jayapura, pihaknya menerima berbagai informasi. Umumnya, masih banyak masyarakat yang belum mendapat bantuan sembako dari permerintah daerah.

Ketiga distrik itu adalah Distrik Sentani Barat [Kampung Sabron Sari], Distrik Waibhu [Kampung Yakonde], dan Distrik Sentani Timur [Kampung Harapan]. Dalam pertemuan itu, turut dihadiri seluruh kepala kampung, kepala distrik, tokoh agama, tokoh adat, tokoh perempuan serta aparat keamanan.

“Seperti di kampung Sabron Sari, laporan warga masyarakat di sana mengatakan belum mendapatkan bantuan sembako, bahkan satu Distrik Sentani Barat. Hal-hal ini pemerintah harus perhatikan dengan serius,” ujarnya.

Sementara itu, Kepala Distrik Sentani Timur, Stefen Wally mengatakan, pihaknya sangat mengapresiasi atas kunjungan lembaga kultur masyarakat Papua (MRP) ke wilayah ini.

Selain memastikan arah kebijakan Pemerinta Daerah dalam penanganan Covid-19, kata Stefen, ada banyak masukan yang disampaikan oleh MRP terhadap penanganan Covid-19 di tengah masyarakat secara khusus Distrik Sentani Timur.

“Kami sepakat dengan adanya himbauan kepada masyarakat untuk kembali ke alam untuk mengelola sumber daya alam yang dimiliki. Selain itu, MRP juga akan bersama-sama dengan masyarakat mendatangi tempat-tempat penjualan miras di daerah ini dan meminta agar segera ditutup,” pungkasnya.

Dalam Kunker ke Dsitrik Sentani Timur, MRP juga berpatisipasi dalam pemberian sembako bagi masyarakat yang benar-benar membutuhkan di masa Covid-19 ini. (*)

 

Sumber: Jubi.co.id

 

Read More
Categories Berita

MRP cek penyaluran bantuan pemerintah ke sejumlah kabupaten

Ketua Tim Kunker MRP saat memberikan bantuan sembako sebagai bentuk partisipasi penanganan covid 19 secara simbolis kepada Kepala Kampung Sabron sari. Jubi / Engel Wally

SENTANI, MRP – Majelis Rakyat Papua (MRP) sebagai representatif kultur masyarakat Papua mempertanyakan arah kebijakan Pemerintah Daerah, baik Provinsi maupun Kabupaten dan Kota dalam menghadapi pandemi covid-19, apakah sudah ada bantuan yang diberikan kepada masyarakat selama kurang lebih satu bulan berjalan sejak pembatasan aktifitas pada 26 Maret lalu.

Dalam rangka memastikan hal tersebut, MRP yang terdiri dari masing-masing Kelompok Kerja (pokja) telah membentuk sejumlah tim yang turun langsung dalam Kunjungan Kerja (Kunker) ke tengah masyarakat. Ini untuk mendapat laporan terkait arah kebijakan serta bantuan yang telah diberikan oleh Pemerintah Daerah terhadap warganya, khususnya Orang Asli Papua. Sebelumnya sudah ada laporan dan keluhan warga masyarakat terkait bantuan-bantuan sosial yang tidak merata dibagikan. bahkan masih banyak yang belum mendapat bagian.

“ Ada beberapa tim yang turun langsung , ada yang ke Kabupaten Sarmi, Keerom, Kota Jayapura dan kami di Kabupaten Jayapura,” ujar Engelberthus Kasipmabin selaku koordinator tim saat berjumpa dengan masyarakat di Kantor Kampung Sabronsari Distrik Sentani Barat Kabupaten Jayapura. Selasa (5/5/2020).

Dikatakan, dalam Kunker saat ini pihaknya ingin menerima data dan laporan dari masyarakat tentang bantuan yang telah diberikan oleh Pemerintah Daerah melalui Tim Gugus Tugas yang telah terbentuk baik di provinsi, kota dan kabupaen hingga ke kampung-kampung.

Menurutnya, dampak virus corona telah banyak mengubah segala aktifvitas sosial masyarakat. Harus tinggal dirumah, bahkan tidak lagi melakukan aktivitas keagamaan. Anak-anak yang tidak kesekolah selama ini. Sejauh ini pihaknya mempertanyakan, apakah sudah ada bantuan yang diberikan oleh pemerintah atau belum dalam menghadapi masa pandemi ini.

“ Sebagai lembaga kultur yang diamanatkan oleh undang-undang, kami akan meminta pertanggung jawaban pemerintah kepada masyarakatnya dalam menghadapi pandemi covid-19 saat ini,” katanya.

Dalam setiap kesempatan kerja, lanjut Kasibpmabin, pihaknya juga telah mengimbau seluruh masyarakat untuk tetap mematuhi protokol kesehatan yang telah ditetapkan oleh Pemerintah dalam menghadapi covid-19. Pihaknya juga mengimbau kepada seluruh masyarakat untuk kembali ke alam dan mengelola Sumber Daya Alam (SDA) untuk dijadikan sumber penghasilan dan pendapatannya.

“ Lebih baik ke kebun, untuk bercocok tanam, membuat kebun dengan manfaatkan pekarangan rumah masing-masing. Demikian juga para nelayan bisa melaut, ataupun membuat keramba ikan, baik di laut maupun di danau,” jelasnya.

Sementara itu, Kepala Kampung Sabron Sari, Marwan Hasyim mengatakan, selama pandemi covid-19 terjadi, belum ada bantuan sosial yang diterima warganya. Baik dari Pemerintah Provinsi Papua maupun Pemerintah Kabupaten Jayapura dalam penanganan virus corona yang sudah berjalan hampir sebulan lebih.

Dikatakan, Pemerintah Kabupaten dalam kebijakan untuk pencegahan telah menggunakan Alokasi Dana Kampung (ADK) sebesar 100 juta yang diberikan kepada masing-masing Kampung sebagai langkah pencegahan awal dalam penanganan covid-19.

“ Dengan alokasi dana yang sangat minim ini kami manfaatkan bagi masyarakat yang benar-benar membutuhkan. Masyarakat kami lebih banyak mmengandalkan hasil kebun dan hutan untuk menghadapi virus corona yang semakin menggila. jadi belaum ada bantuan sosial ataupun sembako yang kami terima selama ini,” ungkapnya.

Dalam kunjungan kerja MRP ke Kampung Sabron Sari, ada sejumlah sembako yang diberikan kepada warga setempat sebagai bentuk partisipasi kepada masyarakat dalam menghadapi masa pandemi virus corona. (*)

 

Sumber: Jubi.co.id

 

Read More
Categories Berita

MRP lakukan Kunker untuk pastikan bantuan dampak Covid-19 tepat sasaran

Dari kiri ke kanan: Ketua MRP Timotius Murib, Wakil Ketua I Jimmy Mabel, Wakil Ketua II – Jubi/Yulan.

JAYAPURA, MRP – Majelis Rakyat Papua akan melakukan kunjungan kerja dalam masa triwulan ke-II selama tujuh hari, mulai Senin [4/5/2020].

Kunjungan kerja yang hanya dibatasi di empat daerah ini untuk memastikan distribusi bantuan pemerintah kepada masyarakat yang terdampak ekonominya, karena kebijakan dalam memerangi penyebaran virus corona 2019 sudah tepat sasaran, khususnya masyarakat asli Papua.

Pimpinan dan anggota lembaga kultur orang asli Papua dari lima wilayah adat [Mamta, Lapago, Meepago, Saireri, dan Animha] ini mengawali rangkaian kunker tersebut dengan melakukan ibadah bersama pada Sabtu [2/4/2020] di halaman kantor MRP, Kotaraja, Kota Jayapura, Papua.

 “Ibadah ini sekaligus dalam rangka memberikan kekuatan iman kepada MRP. Dan, seperti pesan pendeta tadi, pimpinan dan anggota MRP harus menggunakan hati dalam melaksanakan tugasnya,” kata Ketua MRP, Timotius Murib saat ditemui Jubi usai ibadah, Sabtu (2/5/2020).

Dalam kunker tersebut, sebanyak 50 anggota plus pimpinan akan dibagi dalam empat tim dan masing-masing akan mengunjungi Kabupaten Keerom, Kabupaten Sarmi, Kabupaten Jayapura, dan Kota Jayapura.

Murib menjelaskan, selain sebagai agenda kerja rutin, kunker kali ini akan menindaklanjuti dan memastikan pengaduan-pengaduan masyarakat terkait bantuan pemerintah yang dilaporkan belum tepat sasaran.

“Saat ini, semua akses sulit dijangkau akibat dari penyebaran virus corona, maka MRP akan melihat sejauh mana bantuan [dari pemerintah] yang diterima oleh masyarakat, khususnya orang asli Papua,” katanya.

Setelah menyerap aspirasi masyarakat nanti, semua laporan tersebut akan disampaikan kepada Pemerintah Provinsi Papua.

“MRP akan merekomendasikan laporan ini kepada Gubernur Papua supaya hal-hal ini diperhatikan oleh pemerintah dan tim yang bertugas untuk menangani Covid-19 ini,” ucapnya

Murib juga menjelaskan, pihaknya belum bisa melakukan kunjungan kerja ke lima wilayah adat selain empat daerah [wilayah adat Mamta] yang disebutkan di atas.

Selain masih ada penerapan pembatasan atau karantina wilayah dari pemerintah, dirinya bersama seluruh anggotanya masih harus menjalani pemeriksaan Rapid Diagnostic Test [RDT] yang kedua kalinya, yakni tes untuk mengecek ada atau tidaknya virus corona. Pada pemeriksaan pertama, hasil pemeriksaan seluruh pimpinan dan anggota beserta staf MRP dinyatakan negatif. (*)

Sumber: Jubi.co.id

Read More