Categories BeritaPokja Agama MRP

Pokja Agama Katolik MRP Lakukan Jaring Aspirasi di Dekanat Keerom

KEEROM, MRP – Jaring Aspirasi Majelis Rakyat Papua (MRP) Pokja Agama Katolik, Olyfa Begindo di Kabupaten Keerom, Provinsi Papua. Dekanat Keerom menjadi kunjungan tahap pertama—tiga bulan sekali.

Kegiatan berlangsung pada, Jumat, (3/05-2024) yang bertemakan, Umat Katolik Dekanat Keerom Keuskupan Jayapura-Provinsi Papua.

Diskusi dimoderatori oleh Pastor Hilarius Pekey, Pr. Dan di hadiri beberapa pastor paroki dan umat Katolik.

“Saya memilih Keerom. Sebab basis Katolik terbanyak dari segi jumlah umat. Dasar itu yang membuat saya memulai dari sini. Untuk mendengar pemikiran beberapa pastor dan umat yang hadir,” menurut Olyfa.

Selain itu, menurut Olyfa, orang muda Katolik yang juga memberikan sejumlah aspirasi terhadap Pokja Agama tentunya diharapkan anak-anak muda ini yang akan melakukan perubahan di berbagai sektor pembangunan dan komunitas basis gereja di masadepan.

“Dan selanjutnya masukan-masukan ini akan menjadi bahan dalam kerja-kerja di lembaga MRP.

Olyfa menjelaskan, dari diskusi ini, beberapa hal yang berkaitan dengan kerja-kerja Pokja Agama. Bukan hanya kali ini saja pihaknya berkunjung. Namun, di waktu lain, Olyfa mengaku, secara lembaga atau pribadi pihaknya akan menindaklanjuti dalam bentuk lain. Disesuaikan dengan waktu yang tepat.

Dengan demikian Olyfa berharap agar kerja-kerja nyata di tengah umat ke depannya,

“Kena konteks. Bukan kena kosong,” mengulang kata almarhum Pastor Neles Tebay, Pr.

Kepada media ini disinggung soal kunjungan di beberapa daerah lainnya di Provinsi Papua. Pastinya dari Tabi ke Sairesi dan lainnya.

Usai kegiatan Olyfa mengakui, kalaupun hari ini belum banyak umat yang terlibat. Harapannya, pada pertemuan berikut partisipasi umat lebih.

“Supaya, saya bisa mengetahui beragam pemikiran kritis dari umat.  Yang nantinya dibahas dalam internal MRP. Dan kemudian berpotensi jadi program MRP yang kena konteks,” kesan Olyfa.

Jaring Aspirasi Majelis Rakyat Papua (MRP) Pokja Agama Katolik, Olyfa Begindo di Kabupaten Keerom, Provinsi Papua bersama para pastor dan umat katolik - Alfonsa/dok MRP
Jaring Aspirasi Majelis Rakyat Papua (MRP) Pokja Agama Katolik, Olyfa Begindo di Kabupaten Keerom, Provinsi Papua bersama para pastor dan umat katolik – Alfonsa/dok MRP 

Di tengah sesi diskusi penjaringan aspirasi mendapat tanggapan dari Pastor Kris Bidi, SVD yang menurutnya jaring aspirasi hari ini kita bicara lebih dalam apa yang menjadi pergumulan kita.

“Saya amati kuota untuk di MRP. Terutama Katolik disamakan dengan denominasi. Kita (Katolik) bukan denominasi. Kita ini lembaga agama. Perlu ketegasan dari Keuskupan,” tegas Pastor Kris.

Kata Pastor Kris, terkait MRP yang menurutnya, membicarakan soal praktis yang kelihatan tertulis saja. Memang harus tertulis dibuat. Tetapi, hasilnya juga mesti bisa dilihat oleh masyarakat orang asli Papua.

Untuk itu, kata Pastor Kris, Pokja Agama tugas kedepan yang ada hubungannya dengan petugas gereja dan agama. Katolik di Keerom sebagai basisi, masyoritas. Tapi kenyataan hari ini, kita menjadi minoritas.

Sementara itu, Agustinus Kochu, ketua II Dewan Pengurus Paroki (DPP) Santo Williibroudus, Arso, mengatakan terkait pengusulan MRP belum lama ini, sempat terjadi kisruh. Ada beberapa porsi Katolik tidak sebanding dengan agama lain. Yang hari ini di Provinsi Papua, hanya satu kursi saja.

“Saya berharap ini menjadi catatan penting, Supaya, besok saat perekrutan MRP Pokja Agama Katolik. Juga bisa mendapatkan ruang yang baik. Di Keroom, Katolik setidaknya, dua atau tiga,” ujarnya.

Berkaca pada umat Katolik di Pegunungan Tengah dan Papua Selatan. Mereka menolak 1-2 kursi. Dan mesti sesuai jumlah umat.  Kenapa? Karena mereka mayoritas Katolik. Kepada Pokja Agama, Pokja Adat dan Pokja Perempuan perlu ada kerjasama untuk melihat ini kedepanya. (*)

Read More
Categories BeritaPokja Adat MRP

Agustina Rumbrar Perwakilan Pokja Adat MRP Jaring Aspirasi Triwulan Pertama 2024 di Biak Numfor

BIAK NUMFOR, MRP – Agustina Rumbrar Perwakilan Pokja Adat Majelis Rakyat Papua (MRP) Provinsi Papua lakukan jaring aspirasi padapat pada triwulan pertama tahun 2024, di dua distrik Pantura yakni distrik Warsa dan distrik Bondifuar, bertempat di balai kampung Wasani Mos Distrik Warsa Kabupaten Biak Numfor.

Anggota MRP Pokja Adat, Agustina Rumbrar, didampingi tim kerja dari dewan adat Byak, disambut tarian pergaulan yosim pancar grup tari Wasani memasuku balai kampung Wasani Mos .

“Ya berdasarkan regulasi MRP Provinsi Papua, adalah lembaga negara di daerah yang dibentuk berdasarkan amanat undang-undang nomor 21 tahun 2021, tentang Otonomi Khususu (Otsus) bagi orang papua” Ucap Anggota MRP bidang Adat Agustina Rumbrar, pada Jumat, (3/5/2024).

Dikatakan Agustina , sesuai ketentuan pasal satu tahun 2021, MRP adalah representasi kultural Orang Asli Papua, memiliki kewenangan tertentu dalam perlindungan hak-hak OAP, degan perlindungan penghormatan terhadap adat dan budaya.

“Untuk itu kami dari tim jaring pedapat, memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk menyampaikan masukan, saran dan pendapat terkait pembangunan ditengah masrakat kami akan sampaikan pada pleno MRP di Jayapura,” katanya.

Pertemuan jaring aspirasi masyarakat adat , yang di gelar oleh anggota MRP bidang adat tersebut dihadiri Kepala Distrik Warsa, Kepala Distrik Bomdifuar , Kapolsek Warsa serta kepala –kepala kampung, mananwir, tokoh masyarakat , gereja, peremuan dan tokoh pemuda serta perwakilan dari dua disrtik yang berada di Biak utara .

Peserta yang hadir mengikuti jaring aspirasi masyarakat Orang Asli Papua, yang berlangsung sehari itu, kurang lebih seratusan orang .

Kegiatan penjaringan aspirasi MRP Provinsi Papua, sebelumnya juga digelar di Aidoram Sorido KBS distrik Biak Kota pada Rabu (1/5/2024). (*)

Read More
Categories BeritaPokja Perempuan MRP

Fibiola Iriani Ohei Anggota MRP Pokja Perempuan Jaring Aspirasi Masyarakat di Kabupaten Jayapura

SENTANI, MRP – Majelis Rakyat Papua (MRP) Pokja Perempuan menampung kebutuhan dan kendala usaha Mama-Mama Papua di Kabupaten Jayapura dalam program jaring aspirasi masyarakat.

Demikian disampaikan Anggota MRP Pokja Perempuan Fibiola Iriani Ohei dalam kunjungan bersama Kepala Kantor Bank Indonesia Provinsi Papua Faturachman dan Penjabat Bupati Jayapura Triwarno Purnomo rumah produksi sagu Kelompok Maju Bersama, Kampung Sereh, Distrik Sentani, Kabupaten Jayapura, Kamis (2/5/2024).

Fibiola mengatakan dalam program itu telah bertemu dengan pengusaha tepung sagu, pengrajin briket, dan pedagang pasar.

“Ini hari terakhir untuk di rumah sagu, kemarin kami di briket, pasar, berberapa memang dikunjungi untuk mendengarkan langsung apa yang menjadi kebutuhan masyarakat sehingga di harapkan ada kesejahteraan masyarakat,” ujarnya.

Ia mengaku telah mengetahui apa saja kebutuhan masyarakat, karena itu menurutnya, masyarakat harus bekerja serius dan berkelanjutan.

Ia mencontohkan di Kelompok Maju Bersama pihaknya telah melakukan pendampingan selama lima tahun sehingga menghasilkan brand tepung sagu merek Tepung Gunung Cyclops.

“Masyarakat harus siap capek dan melihat perkembangan yang ada. Situasi pasar ini hasilnya sudah mendorong dan sudah jalan,” katanya.

Pada kesempatan itu, Kepala Kantor Perwakilan (KPW) Bank Indonesia (BI) Provinsi Papua Faturachman menyimpulkan sagu memiliki posisi startegis dari sisi pasar dan peluang bisnis karena sagu adalah komoditas asli Papua.

Pemberdayaan masyarakat Papua scara inkusifitas Bank Indonesia akan mendalami usaha budi daya sagu yang nantinya akan dinilai dari peningkatan kapasitas produksi dan sisi promosinya.

Kata dia, bantuan dari BI untuk pengusaha di Kabupaten Jayapura, diantaranya pada sektor holtikultura yakni sarana.

“Jadi ini upaya untuk mendukung inflasi dan ekspor, dan kelembagaan. Petani yang berupaya punya kelembagaan yang kuat kami (beri) dukungan alat,” katanya.

Sementara itu, Penjabat Bupati Jayapura Triwarno Purnomo mengatakan olahan sagu yang dikelola oleh kelompok skala kecil dapat memberikan hasil yang baik. Ia menilai prospek kedepan terhadap olahan sagu masih sedang diupayakan.

“Dalam beberapa pertemuan kita dengan pihak luar ini (sagu) bagus tetapi memang kita yang belum produksi massal, dan kita belum siap, ini bagian dari upaya itu kami sangat berikan apresiasi,” ujarnya. (*)

Read More
Categories BeritaPokja Agama MRP

Anggota Pokja Agama MRP Jaring Aspirasi, Umat Soroti Hak Politik Dan Kondisi OAP

JAYAPURA, MRP – Anggota Pokja Agama Majelis Rakyat Papua atau MRP Provinsi Papua menggelar diskusi menampung aspirasi Orang Asli Papua dengan melibatkan salah satu organisasi gereja di Tanah Papua. Jaring aspirasi dilakukan untuk memberikan ruang kepada masyarakat menyampaikan isi hati dan keinginan yang menjadi hak dasarnya sebagai OAP.

“Kami pemuda menolak segala bentuk penghargaan adat kepada non Orang Asli Papua yang diangkat sebagai ‘anak adat’. Karena itu pelecehan budaya dan mengkhianati tatanan adat yang sakral,” ujar salah seorang pemuda peserta jaring aspirasi yang dilaksanakan di Aula Garetuan Parmenas Kogoya, Kantor Badan Pelayan Pusat Persekutuan Gereja-Gereja Baptis West Papua, Kota Jayapura, Papua pada Selasa (30/4/2024).

Nada suaranya meninggi saat menyampaikan pendapatnya itu di hadapan gembala dan pendeta, jemaat, tokoh pemuda, perempuan, yang hadir mewakili 10 gereja anggota wilayah Baptis Tabi. Dia juga meminta agar OAP tidak menjual tanahnya. “Jika boleh pakai sistem kontrol, jangan lepas tanah, ingat anak cucu mau hidup di mana kalau kita jual semua? Kita harus jadi tuan atas tanah kita sendiri,” tegasnya.

Isu selanjutnya yang disoroti adalah keprihatinan terhadap maraknya generasi muda yang mengonsumsi minuman beralkohol, narkoba dan ganja. MRP diminta mendorong pemerintah agar menutup toko yang menjual minuman beralkohol.

Sekretaris Jenderal BPP-PGBWP, Persekutuan Gereja-Gereja Baptis West Papua, Nilas Kogoya mengatakan aspirasi kepada MRP itu khususnya agar MRP melindungi dan mengutamakan hak-hak OAP di berbagai aspek, seperti politik, agama, pendidikan, ekonomi, kesehatan, sosial budaya, lingkungan alam, tanah, hutan dan sebagainya.

Sekjend BPP-PGWP mengimbau agar pada pilkada mendatang bupati dan wakil bupati, wakil walikota harus OAP. “Kita tidak mungkin menduduki jabatan seperti itu di Jawa, Sumatera, Kalimantan, Manado dan kita bisa menjadi pemimpin hanya di Tanah Papua,” kata dia.

Dia berharap semua aspirasi yang sudah disampaikan ini dapat diteruskan kepada pemerintah provinsi dan pemerintah pusat supaya OAP yang ada di tanah Tabi-Saireri mendapat kesempatan perlindungan haknya sebagai OAP. “Mereka yang pemilik tanah dan negeri ini supaya menjadi tuan di atas tanah dan negeri ini. Aspirasi ini benar-benar harus diperjuangkan MRP, itu harapan kami,” kata Sekjen BPP-PGBWP.

Wakil Ketua Pokja Agama MRP Provinsi Papua Daud L Wenda mengatakan semua masukan dan aspirasi tersebut akan dibawa dan didiskusikan dengan pihak terkait.

Wenda meminta agar hak politik OAP ini dapat segera dikawal melalui MRP karena ancaman migrasi dari luar Papua sudah di depan mata. “Banyak non OAP yang datang ke Papua lalu menjadi ketua RT, RW, bupati, camat, DPR dan lain-lain. Secepat itu kah? Padahal sebentar naik kapal tiba di Papua [tak lama] sudah punya KTP, dapat jabatan. [Itu kan] perampasan hak-hak OAP. Karena kita mau jadi RT, RW, bupati di Jawa, Makassar, Sumatera itu tidak mungkin dapat,” kata Daud L Wenda.

Menurut anggota MRP provinsi itu pihaknya akan terus berjuang untuk hak-hak politik. Sehingga pada tahun 2029 itu harapannya adalah 100 persen OAP bisa jadi DPR, bupati dan wakil bupati, walikota dan wakil walikota. Pihaknya akan berjuang mendorong peraturan daerah dan regulasi yang mengatur keberpihakan OAP untuk memberikan kesejahteraan.

Dari kegiatan jaring aspirasi itu telah banyak aspirasi dan masukan yang disampaikan. Ia berharap aspirasi yang ditampung itu dapat menjadi rujukan bagi MRP maupun pemerintah daerah bahkan pemerintah pusat. (*)

Read More
Categories BeritaPokja Perempuan MRP

Mina Numberi Anggota MRP Papua Pokja Perempuan Jaring Aspirasi di Serui

YAPEN, MRP – Mina Numberi Anggota Majelis Rakyat Papua Perwakilan Pokja Perempuan pada wilayah Saireri Provinsi Papua, melakukan tatap muka bersama masyarakat di kabupaten kepulauan Yapen untuk menyaring aspirasi masyarakat.

Mina Numberi yang merupakan anak asli Serui yang saat ini duduk di bangku Majelis Rakyat Papua Provinsi Papua pada Pokja Perempuan, menyempatkan diri turun langsung ke kabupaten kepulauan yapen guna menyaring aspirasi kepada masyarakat di kepulauan Yapen.

kegiatan Jaring Aspirasi ini berlangsung secara di kampung Barawaikap distrik Yapen Selatan tempatnya di Pantau Rowaido dan di hadiri oleh pemerintah kampung barawaikap, dan beberapa tokoh-tokoh dan masyarakat.

Berbagai penyampaian aspirasi baik itu akan keluhan tenaga honorer, keperpihakan akan hak-hak perempuan, meminta adanya perhatian kepada anak-anak papua yang mendaftarkan diri sebagai TNI Polri, permasalahan adat, perekrutan dewan perwakilan rakyat kampung yang harus melibatkan masyarakat adat maupun pada tiga puluh persen kursi perempuan, permintaan harus orang asli papua yang ingin maju pada pilkada 2024 dan berbagai penyampaian aspirasi lainnya.

Mina Numberi selaku anggota MRP Papua pada pokja perempuan menanggapi, semua aspirasi yang di sampaikan akan di bahas pada sidang MRP triwulan 2 tahun 2024 dan di serahkan kepada kelompok kerja untuk selanjutnya di antarkan ke pemerintah pusat.

Terkait dengan meminta perhatian kepada anak-anak Papua yang mencari kerja pada institusi TNI Polri akan memberikan rekomendasi walaupun bukan penerimaan noken tetapi akan meminta pemerintah bisa melihat hal tersebut dan tenaga honorer sudah menerima aspirasi untuk di antarkan kepada kementerian pemberdayaan aparatur negara dan reformasi birokrasi yang telah ada di MRP Papua. (*)

Read More
Categories BeritaPokja Perempuan MRP

MRP Pokja Perempuan Jaring Aspirasi Bersama Perempuan Asli Keerom

KEEROM, MRP – Anggota MRP Papua dari Pokja Perempuan, Naomy R Sumel melakukan penjaringan Aspirasi triwulan pertama tahun 2024 bersama perempuan Keerom pada Jumat ( 3/5/24 ) Kampung Workwana, Distrik Arso.

Dalam kegiatan tersebut hadir juga Kepala Kesbangpol Keerom, Elci Meho, Kepala Kampung Workwana Agustinus Fatagur, dan tokoh perempuan.

Usai kegiatan, Naomy Romi Sumel menuturkan bahwa kegiatan Jaring Aspirasi tersebut merupakan suatu upaya menampung masukan-masukan dan usul saran dari Perempuan Asli Keerom.

Dari jaring aspirasi ini, masalah-masalah yang dihadapi Perempuan Asli Keerom kemudian akan ditindaklanjuti ke Pemerintah Daerah, DPR Papua, Pemerintah Provinsi Papua.

“Kegitana Jaring Aspirasi ini tidak hanya dilakukan sekali saja tetapi akan dilakukan lagi di Kabupaten Keerom untuk mendengar semua persoalan yang dihadapi oleh Perempuan Asli Keerom,” ujarnya.

Naomi juga mengucapkan terima kasih kepada pemerintah daerah yang mendukung kegiatan tersebut, juga kepada Perempuan Asli Keerom yang telah hadir dan memberikan masukan kepada MRP Papua.

Selain itu, ia juga mengajak Perempuan Asli Keerom bersatu dan berkomitmen serta saling mendukung antara satu dengan yang lain untuk membangun Negeri Matahari Terbit.

Sementara itu, Kepala Kesbangpol Keerom, Elci Meho menerangkan bahwa dirinya hadir mewakili Pemerintah daerah untuk menjelaskan terkait kursi pengangkatan DPRK terkhusus kuota perempuan.

“Untuk tahapan sudah mulai berjalan pembentukan Panpil dan sekertariat,” ujarnya.

Ia juga mengatakan salah satu syarat untuk menjadi DPRK ialah minimal umur berusia 25 tahun dan paling rendah pendidikan SMA.(*)

Read More
Categories BeritaPokja Agama MRP

Jaring Aspirasi di Kepulauan Yapen, MRP Ingatkan Masyarakat Dukung Celeg OAP di Pilgub dan Pilbup

SERUI, MRP –  Rabu 1 Mei 2024 bertempat di Gedung Gereja GKPMI Elsadai Serui Kota, Majelis Rakyat Papua (MRP) Provinsi Papua Pokja Agama jaring aspirasi tentang penguatan peran kelembagaan Adat, Perempuan, Agama dalam rekrutmen kursi pengangkatan DPRP maupun DPRK tahun 2024 -2029 dan Pilkada serentak 2024.

Giat ini melibatkan konstituen Sinode GKPMI tapi juga tokoh agama, tokoh perempuan, tokoh pemuda maupun beberapa masyarakat adat.

Anggota MRP Provinsi Papua pokja Agama Izak R. Hikoyabi dalam giat dimaksud menuturkan kehadiran nya di kabupaten Kepulauan Yapen dalam rangka jaring aspirasi secara langsung dari masyarakat tentang penguatan peran kelembagaan adat, perempuan dan agama tapi juga terkait perekrutan DPRP dan DPRK, maupun pilkada serentak 2024.

“Kegiatan hari ini kita mau dengar aspirasi masyarakat termasuk apa yang sudah terjadi di Yapen tentang pemilu kemarin, bagaimana peran adat, tokoh perempuan, termasuk DPRK bagaimana serta beberapa hal penting lainnya termasuk hak politik orang asli Papua,” tandas Izak Hikoyabi wakil ketua pokja Agama MRP Provinsi Papua.

Dipilihnya kabupaten kepulauan Yapen sebagai tempat jaring aspirasi bukan tanpa alasan, karena dirinya utusan agama dari GKPMI (Gereja Kalvari Pentakosta Missi Di Indonesia) Provinsi Papua yang kini di percayakan duduk di lembaga Majelis Rakyat Papua.

“Berkaitan dengan kunjungan atau jaring aspirasi ini,karna memang nomen klatur baru yang harus di lakukan dan merupakan salah satu bagian tugas dari mrp guna memproteksi hak-hak dasar orang asli papua termasuk hak politik.,selain saya tapi juga rekan-rekan anggota MRP lainnya yang juga lakukan hal yang sama pada masing masing pokja dan saya memilih untuk ke Yapen bertemu dengan konstituen saya di sini,” kata Izak Hikoyabi.

Lewat Jaring aspirasi yang di laksanakan Majelis Rakyat Papua pokja agama di Yapen mendapat berbagai aspirasi masukan yang di sampaikan dari berbagai kalangan diantaranya mengenai keagamaan, seleksi DPRK dan DPRP maupun, pilkada serentak 2024 yang memprioritaskan bupati dan wakil bupati harus orang asli Papua, serta beberapa masukan penting lainnya yang nantinya di tindak lanjuti Majelis Rakyat Papua. (*)

Read More
Categories BeritaPokja Adat MRP

Anggota MRP Pokja Adat Lakukan Penjaringan Aspirasi di Serui

SERUI, MRP – Majelis Rakyat Papua (MRP) Provinsi Papua melakukan penjaringan aspirasi triwulan pertama tahun 2024 bersama konstituen masyarakat. Anggota MRP Pokja Adat Cyrilus C Moman lakukan reses menjaring aspirasi bersama konstituen di daerah asal atau daerah pengusung Suku Busami di Kampung Mariarotu, kepulauan Yapen. Rabu (1/5/2024).

Kepada rri Cyrilus C Moman menjelaskan kehadiran di daerah asal suku Busami untuk menjaring aspirasi dari masyarakat, penjaringan aspirasi merupakan agenda rutin Majelis Rakyat Papua tiap triwulan setalah masa sidang, untuk mendapatkan masukan saran dari masyarakat, terkait dengan permasalahan yang di hadapi dan terjadi di masyarakat.

“Reses merupakan kegiatan rutin untuk menjaring aspirasi dari masyarakat terkait dengan persoalan yang terjadi dan di hadapi masyarakat untuk di carikan jalan penyelesaian MRP bersama Pemerintah,” kata Cyrilus C Moman.

Dari reses yang di lakukan bersama masyarakat Busami, banyak hal yang di sampaikan terutama masalah sosial ekonomi, pendidikan, kesehatan, lingkungan.

” Untuk jaring aspirasi di suku Busami problem yang di hadapi masyarakat banyak seperti masalah lingkungan terutama abrasi pantai yang terjadi di wilayah tersebut yang membutuhkan perhatian serius pemerintah untuk penanganan, hak2 perempuan, sosial ekonomi yang di harapkan akan di dorong MPR ke Pemerintah untuk mendapat Penanganan,” ujar Cyrilus C Moman.

Aspirasi yang di sampaikan masyarakat melalui Reses di agenda yang nantinya di bahas dan tetapkan dalam satu keputusan sekaligus sampaikan kepada Pemerintah untuk di tindak lanjuti oleh Pemerintah. (*)

Read More
Categories Berita

MRP Terima Aspirasi Dari Perwakilan ASN OAP Provinsi Papua

JAYAPURA, MRP – Pimpinan dan Anggota Majelis Rakyat Papua didampingi Sekertaris MRP Provinsi Papua  menerima masa aksi perwakilan ASN Provinsi Papua di kantor MRP Jayapura.

Kedatangan Ratusan ASN di kantor Majelis Rakyat Papua menuntut Ridwan Rumasukun dicopot dari jabatan Pj Gubernur Provinsi Papua karena melantik Pejabat Non Orang asli Papua pada tanggal 15 Maret 2024.

Pimpinan lembaga Majelis Rakyat Papua juga menerima aspirasi yang menjadi tuntutan ASN Pemprov Papua.

Menindaklanjuti demo ASN Provinsi Papua beberapa waktu lalu, Majelis Rakyat Papua (MRP) Provinsi Papua membentuk Tim Kerja (Timker) Penanganan aspirasi dan permasalahan yang dihadapi Orang Asli Papua.

Timker Penanganan aspirasi dan permasalahan yang dihadapi Orang Asli Papua diketuai oleh Benny Sweny, S. Sos menjelaskan Majelis Rakyat Papua sebagai lembaga representasi kultural orang asli Papua yang memiliki wenenang terntentu dalam rangka perlindungan hak-hak orang asli Papua dengan berlandaskan pada penghormatan terhadap adat dan budaya, pemberdayaan perempuan dan pemantapan kerukunan hidup beragama tentunya akan mengawal aspirasi ini untuk ditindaklanjuti.

“Timker yang dibentuk ini tentunya akan melakukan rapat koordinasi dan konsultasi dengan pemerintah Provinsi, Pemerintah kabupaten/kota, DPRP dan DPRD kabupaten/kota serta lembaga-lembaga terkait dengan aspirasi dan permasalahan yang dihadapi oleh orang asli Papua,” ujarnya, Selasa (27/3/2024), lalu.(*)

Humas MRP

Read More
Categories Berita

MRP Terima Aduan dari 37 Calon Perwira Polri di Papua

JAYAPURA, MRP – Sebanyak 37 personel Polri mendatangi Kantor Majelis Rakyat Papua (MRP), Selasa (2/4/2024).

Mereka merupakan polisi dari Polres Jayapura, Polres Sarmi, Polres Biak Numfor, Polres Kepulauan Yapen, Polres Mamberamo, Polres Keerom dan Polda Papua yang mengikuti tes Sekolah Inspektur Polisi (SIP) di Polda Papua.

Mereka mengadu kepada MRP bahwa hasil tes perwira mereka ternyata belum sesuai harapan.

Pengaduan 37 Calon Perwira Polri di kantor MRP tersebut diterima langsung oleh Max Abner Ohee, Wakil Ketua II Majelis Rakyat Papua didampingi 6 anggota MRP lainnya di depan kantor Majelis Rakyat Papua di Jayapura.

Max Ohee  usai menerima aspirasi mengatakan aspirasi yang disampaikan akan ditindaklanjuti dan selanjutnya diantar ke Pusat (Jakarta) untuk bertemu Kapolri untuk meminta kuota tambahan penerimaan Perwira Polri di Papua.

“Kami akan Bertemu Kapolri untuk minta kuota tambahan sesuai dengan aspirasi yang disampaikan. Dan MRP juga akan koordinasi dengan Kapolda Papua untuk mengambil langkah-langkah untuk kami tempuh bersama,” ujar Ohee.

Ditempat yang sama, salah satu polisi yang hadir pada kesempatan itu, Aipda Bobby Mehue, mengatakan dari tes ini ada kuota Orang Asli Papua (OAP) sebanyak 186 orang yang disiapkan.

Namun dari hasil, ternyata dari kuota 100 orang diisi OAP, 86 di antaranya merupakan non-OAP.

Tes SIP dilakukan pada Februari 2024 dan hasil keluar pada 29 Maret 2024 lalu.

“Mulai dari awal, beberapa rangkaian tes telah kami lalui.”

“Mulai dari tes pemeriksaan administrasi, tes internal (13 komponen), tes pemeriksaan kesehatan 1 dan 2, dan tes kesjas (kesamaptaan jasmani), serta tes psikologi.”

“Kemudian pada saat kami sampai pada tes psikologi, ternyata banyak anak-anak OAP mendapatkan hasil nilai ujian di bawah standar,” kata Bobby mewakili rekan rekannya di gedung MRP.

Namun meski tidak memenuhi standar namun belakangan ada konfirmasi bahwa seluruh peserta tes OAP memenuhi syarat dan bisa mengikuti tes lanjutan.

“Ada yang memiliki nilai di bawah standar tapi lolos dan kami juga mendapat pengumuman melalui Grup WA (WhatsApp) bahwa kami bisa mengikuti tes selanjutnya,” imbuhnya. (*)

Humas MRP

Read More