Setelah tersandera 7 jam, Tim MRP kembali ke Sentani
WAMENA, MRP – Sejumlah anggota Majelis Rakyat Papua bersama tim penyelenggara rapat dengar pendapat wilayah memutuskan kembali ke Sentani, setelah tersandera sekitar 7 jam di ruang tunggu kedatangan Bandara Wamena. Mereka bertolak sekitar pukul 16.30 Waktu Papua ke Sentani dengan menumpang pesawat Trigana Air.
“Kami memutuskan kembali (ke Sentani) untuk menghindari konflik antarkelompok. Kalau kami bertahan, akan terjadi benturan besar-besaran. Kami tidak mau melihat pertumpahan darah di bandara ini (Wamena),” kata Engelbertus Kasibmabin, anggota tim saat dihubungi dari Jayapura, Minggu (15/11/2020).
Kasibmabin menyatakan ada ratusan warga menanti kehadiran tim mereka di Wamena. Warga tersebut ingin menyampaikan aspirasi mengenai penilaian terhadap efektifitas otonomi khusus di Papua.
Saat mengetahui Tim MRP tersandera di Bandara Wamena, kelompok warga yang terdiri atas masyarakat asli Papua tersebut berniat menjemput mereka. Namun, tim melarang karena dikhawatirkan memicu pertikaian dengan sekelompok warga penentang.
“Kalau masyarakat datang dan mereka berkelahi, aparat (keamanan) mau duduk nonton ka, nanti memihak kepada siapa? Situasi ini kami lihat tidak bagus maka kami putuskan untuk pulang (kembali ke Sentani),” jelas Kasibmabin, yang juga anggota Majelis Rakyat Papua (MRP) utusan Wilayah Adat Lapago.
Setelah mendapat laporan mengenai situasi lapangan dari MRP, maskapai Trigana Air menerbangkan kembali pesawat mereka untuk menjemput Kasibmabin dan kawan-kawan di Wamena. Sekitar 36 anggota rombongan yang tertahan sejak pukul 09.26 Waktu Papua tersebut pun akhirnya diterbangkan lagi ke Sentani.
Kasibmabin belum dapat memastikan penjadwalan kembali rapat dengar pendapat mengenai evaluasi otonomi khusus Papua untuk wilyah adat Lapago. Itu semua bergantung kepada keputusan kolektif MRP. (*)