Categories Berita

Pimpinan dan Anggota MRP Berbagi Kasih Di 5 Panti Asuhan

Waket I MRP Yoel Mulait saat menyerahkan bantuan bama ke panti Asuhan Panti Asuhan dan PAUD Elsadai Sentani – For Humas MRP

JAYAPURA, MRP – Dalam rangkaian peringatan hari jadi Majelis Rakyat Papua atau MRP ke-16, pimpinan dan anggota MRP mengunjungi sejumlah panti asuhan di Kabupaten Jayapura, Selasa (2/11/2021).

Panti asuhan yang dikunjungi itu termasuk Panti Asuhan Harapan Kita, Panti Asuhan Edigius, Panti Asuhan Holei Roo, dan Panti Asuhan Yedija. Para pimpinan dan anggota MRP itu juga mengunjungi Panti Asuhan dan PAUD Elsadai.

“Kunjungan itu dilakukan di lima titik di Kabupaten Jayapura, di pantai asuhan dengan anak-anak PAUD, TK, SD SMP dan SMA, mereka dibina di sini,” kata Ketua I MRP, Yoel Mulait, Selasa (2/11/2021).

Mulait mengapresiasi para pengelola panti asuhan itu.

“Luar biasa, itu pekerjaan sosial yang [hanya bisa] dilakukan oleh orang tertentu, dan tidak semua orang bisa. Salah satunya, Ibu Mirino, pekerja sosial dengan kemanusiaan dan loyalitas total, tidak pikir apa-apa,” kata Mulait.

“MRP prihatin dan sekaligus mengapresiasi [kerja keras para pengelola [panti asuhan], dan mengomunikasikan [keberadaan mereka] kepada Pemerintah Kabupaten Jayapura. [Kami ingin pemerintah daerah] dapat melihat anak-anak generasi muda Papua yang dibina di panti. Pemerintah wajib melihat mereka,” jelas Mulait.

Ia meminta pemerintah daerah memberikan bantuan yang lebih besar bagi panti asuhan di wilayahnya.

“Perhatian Dinas Sosial [kepada] setiap panti asuhan di Tanah Papua itu sangat kurang. Panti yang dibina gereja itu banyak. Mereka berperan lebih banyak daripada panti asuhan yang dibina oleh pemerintah. Pemerintah Kabupaten Jayapura setiap bulan cuma membantu honorarium guru atau pengasuh Rp.150.000 per guru. Penghargaan terhadap lembaga dengan senilai yang kecil seperti [itu] sangat lucu,” tuturnya.

Dalam kunjungan itu, MRP memberikan sejumlah bantuan.

“Kami berikan bantuan berupa bahan makanan, beras, mi instan, dan ada sedikit bantuan operasional yang dapat digunakan di panti asuhan itu,” ujar Mulait tanpa merinci besaran bantuan bagi setiap panti asuhan.

Rakap Mirino selaku pengasuh Panti Asuhan dan PAUD Elsadai membenarkan jika guru dan pengasuh panti asuhan menerima bantuan honorarium sebesar Rp150.000 per bulan.

“Yang PAUD itu ada 42 anak, dan ada SD, SMP, dan SMA juga. Kami dikasih honor Rp150.000 setiap bulan. Bagi saya, itu tidak tidak apa-apa, karena yang terpenting adalah kami tanamkan firman Tuhan pada anak-anak ini,” jelas Mirino.

Mirino menjelaskan sebagian besar anak asuhnya tidak memiliki orangtua lagi, dan sebagian kecil memiliki orangtua yang berpindah-pindah tempat tinggal.

“Saya bisa [asuh dan didik] anak-anak di sini dari tidak tahu bahasa Indonesia sampai tahu bahasa Inggris,” katanya.(*)

Sumber: JUBI

Read More
Categories Berita

MRP Minta Pemprov Perbaiki Asrama Mahasiswa Papua di Tomohon

Wakil Ketua I MRP, Yoel Luiz Mulait, menyerahkan bantuan kepada mahasiswa Papua di Asrama Mahasiswa Papua Kamasan VIII Tomohon, Senin (23/08/2021). – IST

JAYAPURA, MRP – Wakil Ketua I Majelis Rakyat Papua atau MRP, Yoel Luiz Mulait meminta Pemerintah Provinsi Papua segera membangun kembali Asrama Mahasiswa Papua Kamasan VIII di Tomohon, Sulawesi Utara, yang terbakar pada 2019 silam. Permintaan itu disampaikan Mulait pada Selasa (24/8/2021), seusai mengunjungi asrama itu.

Mulait menjelaskan ia telah mengunjungi  Asrama Mahasiswa Papua Kamasan VIII di Tomohon pada Senin (23/8/2021). Mulait menyatakan dalam kunjungan kerja ke Sulawesi Utara itu ia bertemu para mahasiswa asal Papua yang tengah berkuliah di Manado, Tomohon, dan Tondano, dan mendengarkan berbagai keluhan mereka.

“MRP meminta Pemerintah Provinsi Papua segera membangun Asrama Kamasan VIII Tomohon yang terbakar tahun 2019. Kondisi asrama yang lain [juga] perlu renovasi ringan,” kata Mulait saat dihubungi Jubi melalui panggilan telepon pada Selasa.

Mulait menyatakan ia telah memberitahukan kondisi Asrama Mahasiswa Papua Kamasan VIII Tomohon kepada Pelaksana Tugas Sekretaris Daerah Provinsi Papua, Ridwan Rumasukun. “Saya sedih melihat generasi muda Papua belajar tinggal di asrama yang sangat tidak layak karena bekas terbakar. Saya telah sampaikan pesan WhatsApp kepada Pak Ridwan Rumasukun. Semoga [perbaikan asrama itu] menjadi prioritas tahun 2022,” ujarnya.

Menurutnya, Asrama Mahasiswa Kamasan V Manado, baik asrama putra maupun asrama putri, juga membutuhkan renovasi ringan. Ia menyatakan banyak ruangan di bangunan Asrama Mahasiswa Kamasan V Manado yang telah rusak, sehingga membuat para mahasiswa tidak nyaman.

Di sela kunjungan itu, Mulait menyerahkan barang kebutuhan pokok berupa beras, telur, sabun cuci, sabun mandi, dan pasta gigi. Ia juga membiayai pemasangan jaringan internet asrama di Kota Manado, Tomohon dan Tondano.

“Itu sebagai perhatian kami, agar adik-adik bisa belajar tenang di asrama. Juga sedikit ada bahan makanan dan peralatan mandi,” kata Mulait.

Ketua Asrama Kamasan VIII Tomohon, Aput Kosay meminta Pemerintah Provinsi Papua segera membangun lagi bangunan asrama yang terbakar pada 2019. “Kami ini aset sumber daya manusia Papua yang menempuh pendidikan di Kota Tomohon. Tapi [kami] tinggal di asrama yang tidak layak, bocor dimana-mana. Sayang kami tidak punya pilihan lain, terpaksa harus tinggal disini. Kami telah inisiatif ajukan proposal ke Pemerintah Provinsi Papua untuk pembangunan asrama, tapi belum ada informasi realisasi,” ujarnya.

Ketua Asrama Putri Kamasan Tondano, Natalia Vortisia Kakuna meminta perbaikan bangunan Asrama Mahasiswa Papua Kamasan VIII Tondano juga meliputi perbaikan fasilitas asrama putra maupun putri. Ia mencontohkan kamar mandi dan kaca sejumlah ruangan sudah rusak karena termakan usia.

Ketua Asrama Mahasiswa Papua Kamasan V, Jefri Kosho meminta Pemerintah Provinsi Papua maupun Pemerintah Provinsi Papua Barat memperhatikan kondisi mahasiswa. “Kami hanya minta Asrama Kamasan Tomohon segera dibangun kembali oleh Pemerintah Provinsi Papua dan Pemerintah Provinsi Papua Barat. Itu aset bersama,” ujar Kosho.

Ketua Ikatan Mahasiswa Papua di Manado, Wilson Itlay meminta Pemerintah Provinsi Papua memperhatikan kondisi mahasiswa asal Papua di Kota Manado. “Pemerintah Provinsi Papua dan Papua Barat jangan berpikir setelah siapkan asrama sudah cukup, tanpa berpikir makan dan minum bagi mahasiswa setiap bulan. Apalagi situasi pandemi COVID-19 saat ini, ada banyak mahasiswa yang sakit karena tidak makan,” kata Itlay.

Itlay juga berharap perbaikan Asrama Mahasiswa Papua Kamasan VIII Tomohon dapat dilakukan pada 2022. “Kami sangat berharap agar pembangunan Asrama Kamasan VIII Tomohon dilaksanakan 2022. Kondisi saat ini sangat tidak layak huni,” kata Itlay. (*)

Read More

Categories Berita

Waket I MRP Beri Bantuan Sembako ke Posko Pengungsi Penghuni Asrama Uncen

Waket I MRP Yoel Mulait saat menyerahkan bama kepada posko pengungsi penghuni asrama Rusunawa Uncen di Kamwolker Perumnas III Waena – Dok Pribadi

JAYAPURA, MRP – Wakil Ketua I Majelis Rakyat Papua Yoel Mulait menggunjungi posko umum mahasiswa penghuni asrama Uncen yang mengalami korban pengeluaran paksa oleh lembaga Uncen di backup TNI dan Polri pada 21 Juli lalu di Kampwolker Waena. Jayapura. Kamis, (5/8/2021).

Yoel Mulait menyerahkan bantuan sembako dan beras 1 ton diterima langsung oleh pengurus umum wilayah Kampwolker, pengurus asrama dan ketua posko beserta mahasiswa penghuni asrama yang masih tinggal di posko.

Saat menyerahkan bantuan Sembako kepada mahasiswa, Mulait menyampaikan pesan bahwa di tengah melonjaknya angka kematian akibat Miras, narkoba dan Covid-19, mahasiswa harus menjaga kesehatan dan jauhi minuman keras.

“Kami sudah banyak mati akibat Miras jangan lagi mati karena Covid-19,” pesannya.

Dia berharap bantuan yang diberikan dapat bermanfaat untuk mahasiswa selama masa Pandemi Covid-19 di Papua khususnya di Jayapura.

Musa Hisage selaku ketua umum asrama Uncen wilayah Kampwolker mewakili semua rekan-rekan yang ada di posko sampaikan terimakasih atas bantuan yang diberikan kepada para mahasiswa.

“Karena selama kami dikeluarkan dari asrama Uncen ini, belum ada yang memberikan bantuan sebesar ini dari pihak manapun, jadi Puji Tuhan, kami rasa bersyukur dan berterimakasih,” ucapnya.

Selain itu juga salah satu penghuni asrama yang masih berada di posko Hendrik Wenda menyampaikan, keberadaan mereka disini masih banyak kekurangan, bahan makanan, tempat yang ditinggal sementara ini belum layak.

“Karena kurang lebih dalam satu kamar, kami tidur itu 3-5 orang, kami mau fokus belajar agak susah karena tempat juga tidak layak untuk belajar tenang,” katanya.

Lanjut Hendrik, mahasiswa penghuni asrama Rusunawa berharap lembaga Uncen segera bertanggung jawab atas tempat tinggal mahasiswa, karena sementara ini penghuni terlantar tinggal di gubuk. (*)

 

Sumber: nirmeke.com

Read More