Categories Berita

Ciska Abugau Selenggarakan Sosialisasi dan Jaring Aspirasi Tentang PSDD dan Pangan Lokal

Ciska Abugau anggota MRP saat melakukan sosialisasi dan jaring aspirasi pada kegiatan reses II di asrama Mahasiswa Buper Waena – Doc SP

JAYAPURA, MRP – Ciska Abugau, Wakil Kelompok Kerja Prempuan (Pokja)  Majelis Rakyat Papua telah melakukan sosialisasi tentang Covid-19 dan melakukan penjaringan aspirasi dari mahasiswa tentang  realisasi pembatasan sosial yang diperluas dan diperketat (PSDD) dan sikap masyarakat Orang Asli Papua terkait kearifan lokal ditengah pandemic covid-19.

Kegiatan tersebut dilakukan di asrama mahasiswa Intan Jaya Buper Waena bersama mahasiswa dan pelajar asal Intan Jaya dengan dihadiri oleh Apeniel Ezra Sani (anggota DPR Papua dari Meepago), Pastor Kleopas Sondegau, Pr dan Arnold Belau, Pemred Suara Papua pada Selasa (23/6/2020).

Abugau menjelaskan bahwa kegiatan yang dilakukannya itu bertujuan untuk mengecek langsung mahasiswa dan sebagai suatu kegiatan syukuran.

“Penyakit corona ini membuat semua orang panic dan tidak bisa buat apa-apa, maka hari ini saya buat kegiatan ini agar kita cek langsung apakah ada masyarakat atau mahasiswa dan pelajar Intan Jaya ada yang kena penyakit ini atau tidak. Tapi puji Tuhan kami semua baik-baik saja. Kegiatan ini juga sebagai syukuran karena beberapa bulan kita tdak bisa kumpul sama-sama,” katanya.

Lanjut dia, kegiatan yang dilakukan itu sebenarnya dilakukan di daerah dimana dirinya diutus namun pembatasan sosial membuat setiap orang yang ingin berpergian bibatasi maka ia lakukan bersama mahasiswa.

“Saya ini MRP saya dipilih oleh prempuan Migani  bukan kalian yang pilih tapi saya sebagai mama, tidak memilih ini dan itu maka saya buat kegiatan ini disini karena bagi saya generasi penerus  itu penting,” jelas Abugau.

Dalam kegiatan itu, Yustianus Agimbau, ketua Ikatan Mahasiswa Intan Jaya di Jayapura memberikan apresiasi kepada ibu Sisca yang menyelengarakan kegiatan itu.

“Saya ucapkan banyak terima kasih kepada mama kita yang senantiasa ada bagi kami mahasiswa dan pelajar Intan Jaya dari dulu sampai hari ini, dalam situasi apapun, saya juga menyampaikan terima kasih kepada putra-putra terbaik Intan Jaya yang hadir dikesempatan itu,”ujarnya.

Dalam kegiatan ini Sisca Abugau selaku penyelengara kegiatan menjadi moderator dan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Papua Apniel Sani sebagai narasumber pertama, Arnold Belau pmpinan redaksi suarapapua.com sebagai pemeteri kedua dan Pastor Kleopas Sondegau, Pr., sebagai narasumber ketiga.

Kegiatan itu dilakukan sekitar sejam lalu dilanjutkan dengan makan bersama hasil bakar batu, sebagai ucapan syukur dan akhir dari kegiatan yang dimaksud. Peserta yang hadir kurang lebih 500 peserta dari beberapa daerah seperti Puncak, Paniai, Yalimo dan ada beberapa asrama.

Apeniel Sani memberikan apresiasi kepada Ciska Abugau sebagai perempuan Migani yang duduk di MRP. Dimana menurut Sani, Abugai menjadi orang tua bagi mahasiswa dari Intan Jaya dan Meepago di Kota Jayapura.

Sani berharap agar semua mahasiswa Intan Jaya dapat menjaga kesehatan dan melindungi diri dari corona dengan tetap mematuhi aturan pemerintah. (*)

 

Sumber: suarapapua.com

Read More

Categories Berita

Anggota MRP ajak orang Papua olah tanah untuk bertahan hidup

Steady Nef Penggu bersama peserta sosialisasi – Jubi/Humas MRP

JAYAPURA, MRP – Anggota Majelis Rakyat Papua atau MRP, Steven Nef Penggu, mengajak warga Klasis GIDI Kabupaten Jayapura kembali ke kebun bila mereka selama ini meninggalkan kebun. Kalau masih berkebun, terus berkebun untuk menjaga eksistensi orang Papua dan tanahnya.

Steady Nef Penggu menyampaikan itu saat reses dalam rangka sosialisasi penyelamatan tanah dan manusia Papua serta menjaga ketahanan pangan bagi orang asli Papua. Kegiatan sosialisasi diadakan di Sentani, Kabupaten Jayapura, Papua, Selasa (23/6/2020).

“Kita orang asli Papua harus kembali kepada kearifan lokal orang asli Papua,” ungkapnya dalam pesannya yang dikirim ke redaksi jubi.co.id melalui humas MRP, Selasa (23/6/2020) malam.

Kata dia, orang asli Papua kembali dengan mengolah potensi sumber daya alam, tanah yang ada di negerinya. Olah tanah secara besar-besaran maupun kecil di sekitar rumah untuk kebutuhan pangan harian.

“Kembali memanfaatkan lahan yang ada dengan berkebun bagi yang biasa bertani. Yang belum, tidak berkebun kalau tidak ada pilihan lain ke kebun,” katanya.

Kata dia, selain berkebun, ada banyak potensi perikanan yang bisa dikembangkan untuk menghidupi keluarga, juga memenuhi kebutuhan pasar.

Mereka yang ada di wilayah perairan, sambungnya, bisa memanfaatkan potensi sumberdaya air, bisa mengembangkan budidaya ikan air tawar dan air laut.

“Memelihara atau budidaya ikan air tawar/luar,mencari ikan di laut,” ungkapnya.

Orang Papua, tandasnya, melakukan itu tidak untuk orang lain. Orang Papua mengolah potensinya supaya bisa memenuhi kebutuhan ekonomi sekaligus tanahnya produksi sehingga beralih fungsi.

“Olah tanah agar kehidupan orang asli Papua bisa berlanjut,” ungkapnya.

Wene Wantik, warga Abepura-Kota Jayapura, mengatakan bertani itu bagian dari kehidupan hanya pihaknya menghadapi beberapa masalah.

“Peralatan kerja dan keterampilan mengolah pertanian secara modern sehingga hasil itu bisa jual,” ungkap Wantik kepada jubi.co.id.

Karena itu dirinya berharap MRP secara lembaga bisa organisir masyarakat melalui organisasi rereja, mahasiswa, atau kelompok-kelompok yang sudah ada.

“Kalau ada kerja sama itu bagus tapi kapan kerja sama ini sulit karena tidak semua orang mau,” ungkapnya. (*)

 

Sumber: Jubi.co.id

 

Read More
Categories Berita

MRP: OAP Harus Pertahankan Tradisi Berkebun

Wakil Ketua Pokja Perempuan MRP, Sisca Abugau saat menyerahkan ubi kepada ketua asrama Dogiyai, Yuli Goo. (Yance Agapa – SP)

JAYAPURA, MRP — Orang Asli Papua (OAP) harus pertahanan tradisi berkebun dan menanamkannya dalam pribadi masing-masing, agar tidak bergantung pada produk-produk importir.

Hal tersebut disampaikan oleh Wakil Ketua Pokja Perempuan MRP, Sisca Abugau saat diwawancarai suarapapua.com usai melakukan Kunjungan Kerja (kunker) sekaligus memberikan bantuan bahan makanan di asrama Dogiyai, Perumnas I Waena, kota Jayapura Kamis (7/5/20).

Dia mengatakan kearifan lokal bagi orang Papua sangat penting ketika wabah seperti ini muncul lagi, sebab, kata dia, kita tidak dibesarkan dari beras, sardine dan mie instans. Tetapi dari hasil kebun yang sudah dianggap oleh masyarakat di Meepago dan Lapago sebagai tradisi mereka.

“Jadi masyarakat Papua pada umumnya harus kembali berkebun di tengah Covid-19 ini,” kata Abugau.

Ia juga mengajak seluruh anak-anak muda Papua, baik laki-laki maupun perempuan agar serius dalam mempertahankan tradisi berkebun yang sudah ada sejak leluhur Papua.

“Kita jangan menyangkal dengan tradisi itu, mari kita kerja dan kerja, sebab berkebun bukan hal baru tapi sudah tertanam sebagai tradisi orang Papua sejak dahulu,” ujarnya.

Sementara itu, Anggota MRP Pokja Agama, Fransiskus Tekege mengatakan di tengah pandemi global ini, kita harus sadar dan kembali berkebun, sebab bantuan makanan yang telah diberikan ini tidak cukup untuk keberlagsungan hidup.

“Ya, mau tidak mau harus berkebun untuk menghadapi Covid-19 ini, jadi intinya bahan makanan yang kami sudah bagi ini harus digunakan sebaik mungkin,” imbuhnya. (*)

 

Sumber: www.suarapapua.com

 

Read More