Categories Berita

DAP dan AMPTPI dukung MRP memfasilitasi rakyat Papua untuk bicara Otsus

ketua MRP Timotius Murib bersama ketua DAP dan pengutus serta pendiri AMPTPI – (Humas – MRP

JAYAPURA, MRP – Dewan Adat Papua versi Kongres Luar Biasa dan Asosiasi Mahasiswa Pegunungan Tengah Papua se-Indonesia mendukung upaya Majelis Rakyat Papua untuk memfasilitasi penyampaian pendapat orang asli Papua atas Otonomi Khusus Papua. Kedua organisasi itu berharap, apapun hasil aspirasi yang terkumpul akan diteruskan kepada pemerintah pusat.

Ketua Dewan Adat Papua (DAP) versi Kongres Luar Biasa, Dominikus Surabut menyatakan pihaknya akan mengikuti langkah-langkah penyampaian aspirasi rakyat melalui Majelis Rakyat Papua (MRP). Ia berharap aspirasi rakyat yang difasilitasi MRP itu akan membuat pemerintah Indonesia dan United Liberation Movement for West Papua (ULMWP) mau duduk bersama dan berdialog untuk menyelesaikan masalah Papua.

“Kami ada bersama dengan MRP, memfasilitasi rakyat berpendapat. Apapun hasilnya, kami bersama rakyat akan kawal [penyampaian aspirasi] itu, [agar] pemerintah Indonesia dan ULMWP duduk bicara, apa endingnya,” kata Surabut kepada Jubi, Selasa (13/10/2020).

Surabut menyatakan sejak lama DAP sudah menolak Otonomi Khusus Papua sejak tas Undang-undang Nomor 21 Tahun 2001 tentang Otonomi Khusus Papua (UU Otsus Papua) diberlakukan pada 2001. “Tahun 2001 Dewan Adat Papua tolak otonomi khusus. Tahun 2007 dan 2010, Dewan Adat Papua mengatakan pelaksanaan Otsus gagal dan [kami] tolak. [Sejak] tahun 2001 hingga 2020, Dewan Adat Papua punya sikap sama,” kata Surabut.

Kini, DAP versi Kongres Luar Biasa memilih diam, tidak memberikan pendapat, saran, maupun usul lagi. Bagi Surabut, posisi DAP sudah jelas, karena sejak jauh hari telah menyatakan Otsus Papua gagal, dan menolak keberlanjutan Otsus Papua. “[Perlindungan] hak asasi manusia, pendidikan, kesehatan, ekonomi kerakyatan, dan infrastruktur, [semua] tidak berimplikasi positif kepada penguatan masyarakat Papua untuk menjadi tuan rumah di negerinya sendiri,” kata Surabut.

Surabut mengingatkan, Otsus Papua diberlakukan sebagai jawaban pemerintah pusat atas tuntutan orang asli Papua yang meminta merdeka. Akan tetapi, selama pemberlakuan Otsus Papua, aspirasi Papua merdeka justru semakin berkembang dan menjadi isu internasional. “Dewan Adat Papua di bawah pimpinan saya posisinya jelas, kami mendukung aspirasi masyarakat adat,” kata Surabut.

Wakil Sekretaris Jenderal Asosiasi Mahasiswa Pegunungan Tengah Papua se-Indonesia (AMPTPI), Hendrikus Maday mengatakan pihaknya juga telah memutuskan untuk menolak Otsus Papua. “Kami secara organisasi mengatakan tolak, karena pelaksanaan Otsus [Papua] itu seharusnya melibatkan rakyat. [Yang] terjadi, [Otsus Papua dilaksanakan] secara sepihak, baik itu Otsus [Papua] periode pertama, maupun rencana [Otsus Papua Jilid II],” kata Maday.

Maday menyatakan AMPTPI juga mendukung MRP dan Majelis Rakyat Papua Barat (MRPB) memfasilitasi penyampaian pendapat rakyat Papua atas keberadaan Otsus Papua. “Kami memberikan dukungan kepada MRP [untuk] mengambil aspirasi dari rakyat,  entah itu mau terima atau tolak [Otsus Papua], untuk disampaikan kepada pemerintah,” kata Maday.

Sebelumnya, Ketua MRP Timotius Murib meminta AMPTPI dan generasi muda Papua ikut menyampaikan aspirasi mereka melalui Rapat Dengar Pendapat tentang pelaksanaan Otsus Papua. Murib menyatakan, Rapat Dengar Pendapat itu digelar MRP untuk memfasilitasi seluruh rakyat Papua menyampaikan aspirasi mereka terkait pelaksanaan Otsus Papua.

Permintaan itu disampaikan Murib seusai membuka Kongres Nasional IV AMPTPI di Sentani, Kabupaten Jayapura, Senin (12/10/2020). Ia menyatakan seluruh hasil Rapat Dengar Pendapat itu akan diplenokan oleh MRP, dan akan diantar ke Dewan Perwakilan Rakyat Papua, untuk diteruskan kepada pemerintah pusat. “Kami minta dukungan, agar rakyat Papua memberikan pendapat tentang pelaksanaan Otonomi khusus,” kata Murib pada Senin.(*)

Sumber: Jubi

Read More

Categories Berita

Ketua MRP Buka Kongres Nasional AMPTPI

Timotius Murib ketua Majelis Rakyat Papua (MRP) – Humas MRP

JAYAPURA, MRP – Ketua Majelis Rakyat Papua, Timotius Murib membuka Kongres Nasional Asosiasi Mahasiswa Pegunungan Tegah Papua se-Indonesia atau AMPTPI yang ke IV di Sentani, Kabupaten Jayapura, Papua, Senin (12/10/2020). Dalam sambutannya, Murib menyebut AMPTPI telah mencetak banyak pemimpin muda Papua.

“Saya menyampaikan terima kasih kepada pengurus dan panitia mengudang Majelis Rakyat Papua untuk menyampaikan sambutan sekaligus membuka kongres,” kata Murib kepada wartawan, seusai membuka kongres itu, Senin.

Murib mengatakan AMPTPI sejak berdiri pada 2004 telah memainkan peran penting dan berkontribusi membangun Papua. AMPTPI berhasi mencetak kader-kader pemimpin asli Papua yang berkiprah di tingkat regional Papua, Indonesia, hingga internasional.

“AMPTPI membawa perubahan, perubahan [yang] kita rasakan. Kadernya sudah berkiprah di tingkat internasional, nasional, dan lokal, baik itu di bidang birokrasi pemerintah, politik, dan bisnis,” kata Murib.

Sebagai lembaga kultural orang asli Papua, Majelis Rakyat Papua memberikan dukungan penuh terhadap pelaksaan Kongres Nasional AMPTPI ke-IV. Ia berharap kongres itu bisa menghasilkan rumusan maupun rekomendasi yang bermanfaat bagi proses pembangunan di Papua.

Salah seorang pendiri AMPTPI, Ruben Magai yang kini menjadi anggota legislatif mengatakan banyak kader AMPTPI telah menjadi pemimpin di Papua. Menurutnya, AMPTPI telah berhasil mewujudkan komitmen hasil kongres pertama mereka pada 2004.

“Waktu kongres pertama, kami undang Lukas Enembe, [saat itu beliau] Wakil Bupati Puncak Jaya. [Saat itu] kami putusan mendukung [Lukas Enembe] jadi Gubernur [Papua]. Pada waktunya, kami kerja sesuai kemampuan kami,” kata Magai.

Magai bercerita, dalam kongres pertama itu Klemen Tinal menanggung biaya makan-minum selama kongres. Saat itu, para peserta kongres AMPTPI menyampaikan terima kasih, dan berharap suatu hari nanti Klemen Tinal akan memanen hasil kebaikannya. “Kini Klemen Tinal menjadi Wakil Gubernur [Papua],” kata Magai.

Ketua Pantia Kongres, Laorez Elosak mengatakan para peserta kongres AMPTPI berasal dari 16 Kabupaten di Pegunungan Papua. Mahasiswa dari Kabupaten Nabire, Paniai, Mimika, Puncak Jaya, Tolikara, Jayawijaya, Yahukimo, Pegunungan Bintang, Mamberamo Tengah, Yalimo, Nduga, Puncak Papua, Deiyai, Intan Jaya, Yalimo dan Dogiyai.

“Kami terpanggil untuk duduk bersama dalam kegiatan Kongres IV AMPTPI. Kongres ini akan berlangsug dari tangga 12 -15 Oktober 2020,” kata Elosak seusai pembukaan kongres.(*)

Sumber: Jubi

Read More

Categories Berita

Pembukaan Kongres AMPTPI, MRP: Organisasi Ini Memberikan Banyak Kontribusi Bagi OAP

Ketua MRP Timotius Murib saat membuka kegiatan Kongres ke-IV AMPTPI di Sentani – (Agus Pabika – SP)

JAYAPURA, MRP — Kongres Nasional ke IV Asosiasi Mahasiswa Pegunungan Tengah Papua se- Indonesia (AMPTPI) resmi dibuka oleh Timotius Murib, Ketua Majelis Rakyat Papua (MRP) dihadiri perwakilan delegasi dari tiga Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) dan Dewan Pimpinan Cabang (DPC).

Kegiatan Kongres ke-IV AMPTPI tersebut dilaksanakan di aula Biara Santi Antonius Sentani, Kabupaten Jayapura, yang dimulai, Senin (12/10/2020) hingga, Kamis (15/10/2020).

Timotius Murib, Ketua MRP dalam sambutannya mengatakan kehadiran AMPTPI selama 16 tahun sangat nyata memberikan kontribusi terhadap pembangunan di Provinsi Papua hingga nasional.

“Banyak senioritas kita lahir dari AMPTPI dan sekarang sudah menduduki kursi pemerintahan birokrasi dari tingkat lokal hingga nasional. Sehingga kehadiran organisasi ini sangat penting dalam memberikan kontribusi yang besar untuk masa depan kehidupan orang asli Papua,” ujarnya.

Dengan demikian, MRP sebagai lembaga kultural orang asli Papua memberikan dukungan dalam pelaksanaan kongres ini, terutama dalam mengagendakan hal-hal yang penting demi keselamatan tanah Papua dan orang asli Papua kedepannya.

Laorenz Elosak, ketua panitia Kongres mengatakan Kongres ke-IV AMPTPI dihadiri perwakilan delegasi dari tiga Dewan Pimpinan Wilayah (DPW), yaitu Wilayah Indonesia Timur, Indonesia Tengah dan Indonesia Barat, serta 27 Dewan Pimpinan Cabang (DPC) seluruh Indonesia.

“Dalam Kongres hari pertama ini, akan di isi dengan materi-materi dengan tema sentral, yaitu bersatu selamatkan Papua, yang mana akan di bawakan oleh para pemateri dari pandangan aktivitas, LSM, jurnalis, gereja, adat serta pemerintah,” pungkasnya.

Sumber: Suara Papua

Read More