Categories Berita

Cegah Gangguan Kamtibmas Jelang Natura, MRP Kunjungi Polsek KPL Jayapura

Tim Pokja Agama MRP Saat Mengunjungi Polsek KPL Jayapura – Dok

JAYAPURA, MRP – Tim Pokja Agama MRP (Majelis Rakyat Papua) kunjungi polsek kawasan pelabuhan laut jayapura guna membahas kinerja kepolisian di area pelabuhan jelang natal dan tahun baru, Sabtu (11/12) pkl. 10.00 Wit.

Tim pokja agama dari MRP dipimpin oleh wakil ketua Robert Wanggai didampingi para staf tim pokja dan diterima langsung oleh Kapolsek KPL Jayapura Iptu Rischard L. Rumboy bersama para kanit dan anggota.

Kunjungan yang dilakukan dalam rangka koordinasi dan mendengar secara langsung langkah-langkah Kepolisian khususnya Polsek KPL Jayapura dalam mengantisipasi dan meminimalisir peredaran miras ilegal maupun Narkoba melalui pelabuhan laut Jayapura menjelang Natal 2021 dan Tahun Baru 2022.

Dalam sambutannya, Kapolsek KPL Jayapura mengucapkan terima kasih kepada pihak MRP, dengan adanya kunjungan tersebut, pihaknya merasa diperhatikan yang dapat memacu semangat personilnya dalam bertugas dilapangan.

“Kami mohon arahan, bimbingan dan dukungan agar kami dapat melaksanakan tugas lebih semangat dan lebih baik ke depannya,” ungkap Kapolsek.

Robert Wanggai selaku wakil ketua tim pokja agama MRP Provinsi menyampaikan yang intinya, maksud dan tujuan kedatangan tim yakni ingin melihat langsung tugas-tugas Polsek KPL Jayapura khususnya terkait peredaran miras ilegal dan narkoba melalui pelabuhan laut Jayapura.

“Tugas kami Tim Pokja Agama dari MRP yaitu penyelamatan tanah dan manusia Papua namun dalam hal ini kami ingin menyelamatkan manusia Papua dari dampak miras dan narkoba. Banyak korban kekerasan, KDRT, bahkan HIV dan kasus-kasus lainnya yang diakibatkan dari miras dan narkoba,” imbuhnya.

Dikatakan pula, pihaknya telah gencar melakukan kampanye untuk meminimalisir hal-hal tersebut, Polsek KPL Jayapura merupakan leading sektor dalam mengantisipasi masuknya miras ilegal dan narkoba melalui pelabuhan laut Jayapura.

“Selama ini kami memonitor informasi melalui berita bahwa Polsek KPL Jayapura telah banyak berhasil mengamankan miras ilegal maupun narkoba, untuk itu kami ingin tau langkah-langkah apa yang akan dan telah dilakukan Polsek KPL Jayapura dalam mengantisipasi masuknya miras ilegal khususnya menjelang Natal dan Tahun Baru ini,” tandasnya.

Kapolsek KPL Jayapura pun menegaskan, dari awal pihaknya sudah meningkatkan komunikasi dengan seluruh unsur maritim di pelabuhan laut Jayapura, dengan keterbatasan personil namun kami tetap berusaha maksimal dalam melaksanakan tugas.

“Selain unit-unit yang ada, kami juga memanfaatkan jaringan / informasi yang ada guna mencapai target yang kami harapkan. Kekurangan kami yaitu tidak adanya speedboat yang dapat digunakan untuk memantau pada saat kapal mau sandar, karena para pemain miras biasanya membuang mirasnya mulai dari tanjung Kayu Batu dan nanti ada speedboat yang akan menjemput dan itu diluar kemampuan kami,” pungkasnya.

Selain itu pihak polsek kpl jayapura juga sudah membangun komunikasi dengan tokoh-tokoh sehingga beberapa bulan terakhir ini semua dapat berjalan dengan aman, tertib dan kondusif.

Giat dilanjutkan dengan diskusi melalui pemberian saran dan masukan dari kedua belah pihak guna mewujudkan pelaksanaan perayaan natal 2021 dan tahun baru 2022 aman dan kondusif di Kota Jayapura.(*)

 

Read More
Categories Berita

Kampanye 16 Hari Anti Kekerasan, Pokja Perempuan MRP Kunker di Sarmi

Bertempat di Aula Distrik Bonggo Aipda Eduard Senis sebagai personel Polsek Bonggo menghadiri kegiatan kunjungan Pokja perempuan MRP di Kabupaten Sarmi Siang tadi, Senin (13/12/2021).

SARMI, MRP – Bertempat di Aula Distrik Bonggo Aipda Eduard Senis sebagai personel Polsek Bonggo menghadiri kegiatan kunjungan Pokja perempuan MRP di Kabupaten Sarmi Siang tadi, Senin (13/12/2021).

Hadir dalam kegiatan kunjungan tersebut diantaranya ketua tim Maria Rofek , Kepala Distrik Bonggo Fredy Sawefkoy, S.Ip, M.AP ,Koramil Bonggo Serka Muis, Polsek Bonggo Aipda Senis dan Bripka Abd .Rahman,  anggota pokja Marince Wamoar, Spd , staf MRP Evelin dan 40 orang tamu undangan.

Dalam kesempatannya ketua tim pokja Perempuan MRP Maria Rofek, mengatakan bahwa tujuan kunjungan kerja yang kami lakukan saat ini terkait kekerasan terhadap perempuan dan anak dengan tugas  melaksanakan perlindungan kepada Seluruh perempuan dan anak di seluruh wilayah Provinsi Papua.

“saya mengingatkan kepada tamu undangan apabila terjadi kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) yang dilakukan oleh suami jangan takut untuk melaporkan kepada pihak yang berwajib dan kami sebagai pokja perempuan di MRP,” Tutur ketua tim.

Sementara itu, Kepala Distrik Bonggo memberikan ucapan selamat datang dan ucapan terima kasih kepada rombongan yang sudah hadir untuk memberikan bekal kepada ibu -ibu dan bapak  menerima materi sebaik mungkin, agar materi yang di sampaikan dapat membantu ibu-ibu sekalian,” ujar Fredi Sawefkoy. (*)

 

Read More
Categories Berita

Kampanye 16 Hari Anti Kekerasan, Pokja Perempuan MRP Kunker di Nabire

elompok Kerja (Pokja) Perempuan Majelis Rakyat Papua (MRP) melaksanakan kunjungan kerja (Kunker) di Kabupaten Nabire. Pertemuan berlangsung di Hotel Anggrek, Jalan Pepera pada Senin (13/12/2021). – Dok

NABIRE, MRP – Kelompok Kerja (Pokja) Perempuan Majelis Rakyat Papua (MRP) melaksanakan kunjungan kerja (Kunker) di Kabupaten Nabire. Pertemuan berlangsung di Hotel Anggrek, Jalan Pepera pada Senin (13/12/2021).

Ketua Pokja Perempuan MPR, Ciska Abugau A.Ma, Pd. mengatakan, Kunker dilaksanakan dalam rangka kampanye 16 hari anti kekerasan terhadap perempuan dan anak di Kabupaten Nabire.

“Kunker kami dalam rangka kampanye 16 hari anti kekerasan terhadap perempuan,” ujar Ketua Pokja MRP, Ciska Abugau usai pertemuan itu.

Menurutnya, Kunker MRP tentang kampanye kekerasan 16 hari terhadap ibu dan anak di Tanah Papua, dilaksanakan dalam rangka peringatan Hari HAM sedunia 10 Desember 2021. Seharusnya dilakukan pada tanggal itu, namun anggota MPR ada kesibukan lain sehingga baru terlaksana.

Maka sesuai dengan program MPR dari 17 anggota perempuan, bagi delapan kelompok ke semua kabupaten. Ada kelompok di Kabupaten Jayapura, Kabupaten Sarmi, Kabupaten Nabire, Kabupaten Wamena, Kabupaten Yahukimo, Kabupaten Tolikara, Kabupaten Merauke, Kabupaten Biak. Masing-masing Kabupaten di utus dua anggota.

Dan di Nabire adalah Ketua tim, Petronela E. Th. Bunapa, SE dan Ketua Pokja Perempuan MPR, Ciska Abugau A.Ma, Pd. Yang kehadiran untuk menyampaikan dan mengkampanyekan kekerasan terhadap perempuan dan anak.

“Karena kami melihat dalam ajang ini adalah kekerasan terhadap perempuan dan anak itu berlapis. Ada kekerasan dalam rumah tangga, ada kekerasan dalam adat, kekerasan dari gereja, kekerasan di tempat kerja, kekerasan di tengah masyarakat termasuk kekerasan terbesar dari Negara terhadap masyarakatnya,” tutur Ciska Abugau.

Kata dia, kehadiran pokja perempuan MRP untuk menyampaikan dan menyuarakan kekerasan-kekerasan yang dilakukan dari yang berbagai pihak. Dengan mengumpulkan perempuan-perempuan di Nabire dari berbagai elemen-elemen, baik dari gereja-gereja Kristen dan Katolik, perempuan aktivis dan lainnya.

Para perempuan dan dua anggota MRP ini bertukar pikiran tentang apa saja yang pernah dialaminya, karena belum bisa mendatangi satu per satu. Namun diskusi tersebut belum berdampak terhadap perempuan dan belum tentu juga terobati dengan masalah yang pernah dialaminya. Namun dengan pengalaman dan unek-unek yang dilontarkan diharapkan dapat meringankan beban yang dialami.

“Pada prinsipnya, kami mari kita saling duduk mendengar dan mengungkapkan, walaupun memang setelah diungkapkan tidak ada tindak lanjut,” katanya.

Beberapa Unek-Unek dari Hasil Diskusi

Ciska Abugau mengaku, dari hasil diskusi tersebut mendapatkan beberapa unek-unek dari para perempuan. Ada yang sekedar curhat tentang suka duka di dalam rumah tangganya. ada yang sudah cerai lantaran sudah tidak dapat mempertahankan keutuhan rumah tangganya akibat perbuatan suami.

Ada juga hingga batal cerai lantaran perlu memikirkan tentang keluarga dan anak-anaknya, padahal sudah berurusan dengan penegak hukum (kepolisian) karena sudah melaporkan tindakan sang suami, baik perselingkuhan maupun kekerasan atau penganiayaan. Namun laporannya tidak dilanjutkan dan hanya diselesaikan secara kekeluargaan.

Ada ibu yang mengaku sudah melaporkan tindakan suaminya kepada polisi tapi masalah tidak dilanjutkan, alasannya kalau suami masuk penjara lalu siapa yang akan melihat anak-anaknya. Ada ibu yang meninggalkan suami atau cerai juga tidak mungkin karena sudah nikah gereja dan pencatatan sipil, disini mereka harus berpikir lagi. Ada juga yang pilih hidup sendiri dengan anak-anaknya tanpa suami.

“Disitulah perasaan seorang perempuan akan muncul. Walaupun laki-laki sudah melukai dan melakukan kekerasan atau selingkuh tapi masih ada kata maaf. Maka istri akan mempertahankan suaminya walaupun disakiti hanya demi anak-anak,” ucapnya.

Akan tetapi, tidak semua suami atau laki-laki melakukan kekerasan dan perselingkuhan di dalam rumah tangganya. Sebab ada juga suami atau laki-laki yang baik. Karena mereka yang suka melakukan kekerasan dalam rumah tangga adalah yang sering melakukan perselingkungan. Akibatnya ekonomi keluarga hancur, anak jalan sendiri, sesuai kemauannya dan sebagainya.

Apalagi jika ada yang sudah cerai maka ada ibu yang baik dan siap menghidupi anaknya karena punya usaha atau pekerjaan. Ibu seperti ini akan mengatakan bahwa anak adalah anakku dan pastinya dia bertanggungjawab.

“Jadi Diskusi seperti ini memang haru sering dilakukan agar beban dari para ibu bisa merasa ringan,” ujarnya. (*)

 

Sumber: https://papuaposnabire.com/

Read More
Categories Berita

Pokja Agama MRP Cek Kesiapan Pemkab Jayapura Awasi Peredaran Miras Jelang Natal

Kunker anggota Pokja Agama MRP di kabupaten Sentani – Humas MRP

SENTANI, MRP – Majelis Rakyat Papua (MRP) kelompok Kerja (Pokja) Agama mengelar rapat Koordinasi dalam rangka pengetatan pengawasan terhadap peredaran dan penjualan minum beralkohol serta obat-obatan terlarang lainnya jelang Natal 25 Desember 2021 dan tahun baru 1 Januari 2022.

Kegiatan rapat koordinasi tersebut di ketuai oleh Markus Kajoi, S. Sos, Yoel Luiz Mulait, SH, Dorince Mehue, SE, dan Frans Tekege, S.Pd, di hadiri tokoh masyarakat, tokoh pemuda, tokoh agama dan tokoh perempuan di wilayah Tabi kabupaten Jayapura.

Markus Kajoi, ketua Tim Kunker Pokja Agama MRP usai pertemuan mengatakan rapat koordinasi ini bertujuan untuk melihat situasi kesiapan daerah khususnya kabupaten Jayapura menjelang Natal dalam melakukan pengawasan dan peredaran miras dan narkoba.

“MRP juga ini melihat Perda yang di buat sudah di jalankan maksimal atau tidak, terutama menjelang Natal dan tahun baru ini pemerintah dan pihak yang berwenang bisa mengendalikan agar proses perayaan dapat berjalan aman dan damai,” kata Kajoi, kepada wartawan. Senin, (14/12/2021).

Dia juga berharap dengan kesiapan pengendalian Miras dan Narkoba menjelang natal dan tahun baru ini juga dapat mengurangi penyalagunaan Narkotika demi keselamatan untuk semua masyarakat.

“Dari Laporan yang di terima MRP, masih ada peredaran dan penjualan miras dan Narkoba di beberapa tempat di kota Jayapura dan kabupaten Jayapura namun belum ada tindakan tegas dari pemerintah dan pihak berwajib,” tegasnya.

Lanjutnya, meski terkait peredaran dan pengawasan Miras ini sudah di atur dalam Perda namun tidak di implementasikan baik oleh pemerintah sehingga perlu  juga di evaluasi.

“Banyak anak di bawah umur jadi penguna dan pengedar, lama-lama generasi muda Papua ini akan rusak karena Narkotika sehingga pemerintah dan pihak yang berwajib harus menseriusi ini untuk ambil tindakan dengan penanganan dengan pendampingan, pembinaan dalam satu tempat tinggal yang layak untuk di rehabilitasi,” harapnya.

Sementara itu, Dorince Mehue, anggota Pokja Agama MRP menambahkan pengawasan terhadap peredaran dan penjualan minuman beralkohol harus menjadi tanggung jawab kita bersama terutama para tokoh agama, adat dan gereja untuk terus melakukan sosialisasi.

“keluarga juga punya peran penting untuk mendidik anak-anak agar tidak terjerumus dalam Narkotika, bila semua generasi muda Papua sering konsumsi miras dan narkoba akan merusak fisik mereka dan itu akan berpengaruh di masa depan mereka,” ujarnya.

Ia menjelaskan MRP sudah berusaha membuat program afirmasi agar generasi muda Papua bisa mendapat kuato dalam afirmasi sekolah kedinasan namun tantangan Miras dan Narkoba ini menjadi persoalan serius yang harus kita perangi bersama. (*)

Humas MRP

Read More