Categories Berita

MRP: Masyarakat Keluhkan Pelayanan RS Hanya Prioritaskan Pasien Covid-19

Foto Bersama Usai Reses dari anggota Pokja Agama MRP Helena Hubi bersama umat Katolik Papua di Jayapura – Humas MRP

JAYAPURA, MRP – Pokja Agama Majelis Rakyat Papua (MRP) melakukan reses tahap II bersama umat Katolik Papua di Kota Jayapura.

Hal tersebut disampaikan Helena Hubi, Anggota MRP Pokja Agama kepada suarapapua.com usai kegiatan reses bersama di Goa Maria “Mama Fajar Timur” Buper, Waena, Kamis, (25/6/2020).

Tujuan reses, katanya pertama mensosialisasikan tentang Covid-19 terhadap umat Katolik Papua di Jayapura, sekaligus menjaring aspirasi umat tentang kendala yang dirasakan pada masa karantina Covid-19 di Papua.

“Dari hasil sosialisasi tadi, masyarakat menginginkan satu gedung khusus untuk mengisolasi para pasien Covid-19, agar masyarakat lain yang ingin berobat ke rumah sakit atau Puskesmas tidak terganggu dengan aturan dan pakaian milik petugas kesehatan Covid-19,” tutur Hubi.

Selain itu katanya, masyarakat keluhkan pelayanan di rumah sakit di kota Jayapura yang hanya  memperioritaskan pasien Covid-19, dan mengabaikan pasien lain, seperti ibu hamil, dan pasien dengan keluhan penyakit lain.

“Bila semua RS prioritaskan pasien Covid-19, terus orang sakit yang lain ini akan berobat dimana. Sehingga masyarakat menginginkan pemerintah untuk segera membangun gedung khsusus untuk pasien Covid-19, agar beberapa kasus yang menimpah masyarakat Papua tidak terjadi lagi,” ungkapnya.

Ia juga mengakui bahwa masyarakat mempertanyakan rumah sakit mana saja yang sedang merawat pasien Covid-19 dan jumlah pasien Covid-19 orang asli Papua.

“Untuk di Papua belum jelas angka pasti pasien Covid-19 orang asli Papua. Pemerintah dan tim Covid-19 Papua juga belum sampaikan data tersebut membuat masyarakat terus bertanya-tanya,” tuturnya.

Soal jumlah pasien Covid-19 bagi OAP katanya, pihaknya sempat bahas di MRP, namun belum melakukan tindak lanjut pertemuan dengan tim kesehatan Covid-19, agar mendapatkan angka pasti untuk diketahui semua orang.

Sementara itu Pastor John Bunai, Pr yang hadir dikesempatan itu mengingatkan umat katolik Papua agar waspada terhadap wabah virus yang lebih besar lagi dari Covid-19.

“Umat katolik di Papua harus berdoa banyak dan mulai bekerja buka lahan disekitar rumah dan bikin kebun. Wabah yang lebih besar sedang menanti kita,” pesan Pater.

Selain itu, ia minta agar orang Papua tetap menjaga diri dan tidak mudah terprovokasi oleh pihak-pihak yang mengadu domba sesama orang Papua dalam situasi seperti saat ini.

Sumber: Suara Papua

 

Read More
Categories Berita

MRP Tolak Rencana Pembangunan Pabrik Semen di Wamena

Helena Hubi anggota Pokja Agama MRP – Humas MRP

JAYAPURA, MRP – Isu yang berkembang saat ini dimana semua pihak terus bersuara menolak rencana pembangunan pabrik semen di Wamena datang juga datang dari anggota Majelis Rakyat Papua.

Penolakan tersebut datang dari anggota Majelis Rakyat Papua (MRP) melalui wakil Pokja Agama, Helena Hubi yang juga perempuan asli Lembah Balim.

“Di tengah-tengah wabah Covid-19, ada isu lagi akan dibangun pabrik semen di Wamena, dan saya orang pertama yang menolak hal itu,” tegas Helena Hubi usai melakukan kegiatan reses tahap II bersama umat katolik Papua di Goa Maria Buper, Waena, Kamis (25/6/2020).

Dirinya menegaskan sebagai perempuan Balim menolak rencana tersebut karena daerah Wamena sangat kecil dan sempit hanya terdapat 1 sungai Balim yang akan tercemar oleh polusi dan limbah pabrik semen tersebut.

“Akibat dampak polusi udara dan limbah pabrik akan mengalir ke daerah sungai dan udara otomatis akan mempengaruhi kesehatan masyarakat dan pencaharian utama masyarakat di sungai Balim seperti ikan dan udang serta air bersih dari sungai dan kali-kali kecil yang ada di Wamena,” ungkapnya.

Dirinya sebagai utusan dari keuskupan Jayapura secara tegas menolak kehadiran pabrik semen tersebut karena tidak akan memberikan dampak positif bagi masyarakat Jayawijaya. Dan mendukung aksi-aksi penolakan yang dilakukan oleh mahasiswa Jayawijaya.

Sebelumnya Rencana pembangunan Pabrik Semen di Wamena Kabupaten Jayawijaya mendapat penolakan dari Wakil Ketua I DPRD Kabupaten Jayawijaya, Niko Kosay.

Karena, menurutnya, rencana tersebut sudah diwacanakan sejak kepemimpinan Bapak Bupati David Huby (Alm), dan sampai saat ini belum ada kajian atau penelitian yang lengkap terkait rencana pembangunan Pabrik Semen di Wamena Kabupaten Jayawijaya.

“Pemerintah Provinsi harus melakukan pertemuan dengan Pemerintah daerah,, masyarakat pemilik hak ulayat dan juga masyarakat yang ada di sekitar rencana lokasi pembangunan Pabrik Semen,” ungkapnya.

Sehingga dirinya meminta kepada Pemerintah Provinsi dan DPRP untuk memberhentikan rencana pembangunan Pabrik Semen di Kabupaten Jayawijaya.

“Dampak pembangunan Pabrik Semen di Wamena, terutama terkait pembuangan limbah Pabrik yang akan berdampak pada rusaknya lahan perkebunan dan juga membuat dangkalnya kali Balim jika limbahnya di buang ke Kali Balim,” tegas Kosay.

 

Sumber: Suara Papua

 

Read More