Categories Berita

Jelang Natal, MRP Desak Bupati Nabire Buka Jalur Transportasi Laut

Pdt. Nikolaus Degei, anggota MRP Pokja Agama saat memberikan keterangan pers. (Agus Pabika – SP)

JAYAPURA, MRP – Bupati kabupaten Nabire diminta segera mengambil kebijakan membuka akses transportasi laut di Nabire agar mahasiswa dan masyarakat asal Meepago bisa pulang kampung untuk merayakan natal dan tahun baru bersama keluarga.

Hal tersebut dikemukakan Pdt. Nikolaus Degei, anggota Majelis Rakyat Papua (MRP), saat diwawancarai wartawan, Selasa (15/12/2020).

“Dalam waktu dekat ini kami berharap kepada bupati Nabire bisa membuka jalur transportasi laut agar masyarakat dan mahasiswa yang ada di berbagai kota studi pulang ke kampung halaman untuk rayakan Natal,” tuturnya.

Degei akui saat ini banyak warga Meepago yang tertahan di Jayapura, ingin pulang kampung. Tetapi harga tiket pesawat mahal, sehingga mereka hanya mengandalkan kapal laut.

“Saya mendapat banyak keluhan. Apalagi para orang tua yang anaknya diwisuda datang maupun mau pulang, tetapi masih terkandas karena kekurangan biaya. Mereka mau ikut kapal laut, cuma masalahnya izin masuk ke Nabire juga belum diberikan oleh pemerintah daerah.”

Mengatasi hal ini MRP menurutnya berupaya membangun komunikasi agar ada solusi dalam waktu dekat masyarakat maupun mahasiswa bisa menggunakan jasa kapal putih.

“Izin masuk kapal laut di Papua dari masing-masing pemerintah daerah sudah dibuka, termasuk juga penerbangan udara. Khusus untuk kabupaten Nabire, dengan alasan apa, sampai sekarang kapal belum diizinkan masuk? Di daerah lain aktivitasnya sudah mulai normal,” kata Niko.

Anggota MRP Pokja Agama ini merasa khawatir bila warga Meepago yang tertahan di Jayapura menderita sakit dan mahasiswa yang ingin berlibur pun tertahan.

“Biaya makan minum di Jayapura sangat besar, apalagi masyarakat masih bertahan karena pelabuhan belum juga dibuka oleh bupati Nabire. Kami harap hal ini bisa disikapi, segera membuka akses secepatnya karena perayaan Natal sudah semakin dekat,” harapnya.

Terpisah, sejumlah mahasiswa asal Meepago di kota studi Jayapura mengeluhkan hal ini. Mereka minta Asosiasi Bupati Meepago agar segera izinkan pelayaran kapal putih berlabuh di pelabuhan laut Nabire, terutama menjelang perayaan Natal tahun 2020.

Melison Dogopia, salah seorang mahasiswa Meepago, mengaku sangat sangat kecewa karena rencana mau Natal di kampung belum segera terwujud.

“Saya mau rayakan Natal bersama keluarga, kembali ke sini setelah tutup tahun. Masalahnya sampai hari ini kapal belum bisa masuk ke Nabire,” katanya.

Dogopia bersama teman-temannya mendesak para bupati di wilayah Meepago mengambil kebijakan untuk membuka akses transportasi laut.

“Pesawat tidak mungkin, biaya mahal. Kita bisa pulang dengan kapal ke Nabire, tolong izinkan,” ucapnya berharap.

Pemerintah sebaiknya tidak perlu menggunakan alasan Covid-19 karena sudah pasti setiap orang mengikuti protokol pencegahannya. (*)

Sumber: Suara Papua 

Read More

Categories Berita

Enam Asrama Meepago di Jayapura Terima Bama dari MRP

Para anggota MRP perwakilan wilayah Meepago usai berikan bantuan di asrama Dogiyai, kota Jayapura. (Yance Agapa – SP)

JAYAPURA, MRP — Dalam melakukan kunjungan kerja pada hari ketiga, Majelis Rakyat Papua (MRP) perwakilan wilayah adat Meepago menyalurkan bantuan berupa bahan makanan di enam asrama yang ada di kota studi Jayapura.

Wakil Ketua II MRP, Debora Mote mengatakan tujuan utama pihaknya datang mengunjungi dan memberikan bantuan ke tiap-tiap asrama wilayah Meepago, hanya karena rasa kepedulian terhadap pelajar dan mahasiswa-mahasiswi di kota studi Jayapura.

“Adik-adik mahasiswa merupakan tulang punggung dari daerah Meepago, sehingga kami sengaja meluangkan waktu untuk datang dan memberi sedikit bantuan makanan,” kata Debora.

Ia juga berpesan kepada seluruh mahasiswa-mahasiswi wilayah Meepago, agar tetap berkebun karena itu merupakan tradisi masyarakat di pegunungan Papua.

“Kalau ada teman, kenalan atau family yang punya lokasi, kalian bisa minta lalu tanam-tanam singkong dan sayur, supaya kita semua bisa melawan krisis kelaparan di tengah Covid-19 ini,” tuturnya.

Sementara itu, Koordinator Kunker MRP Wilayah Meepago, Fransiskus Tekege mengatakan bantuan makanan ini sebagai bentuk kepedulian kita terhadap mahasiswa-mahasiswi dari wilayah Meepago yang ada di kota studi Jayapura.

“Ini yang hari ketiga III, dan bukan hanya satu atau dua asrama yang kita kunjungi, tetapi ada 6 asrama dari wilayah Meepago, sehingga pembagiannya itu merata,” kata Tekege.

Ia juga berpesan kepada para mahasiswa-mahasiswi, agar tidak usah dengar isu-isu jebakan, bahwasannya orang Papua tidak bisa terjangkit virus corona dan lain-lain.

“Ini sudah ada bukti kalau orang Papua yang berkulit hitam juga bisa terjangkit, jadi saya mohon kepada ade-ade semua supaya ikuti terus berita terkait perkembangan Covid-19,” terangnya.

Jadi, gunakan sebaik mungkin bantuan berupa makanan yang diberikan oleh MRP dan selalu fokus untuk belajar. (*)

 

Sumber: www.suarapapua.com

 

Read More