Categories Berita

MRP Rayakan HUT MRP ke-16 Dengan Ibadah Syukur

Perayaan HUT ke-16 MRP Papua usai memotong kue MRP bersama Forkopimda Papua – Humas MRP

JAYAPURA, MRP – Majelis Rakyat Papua atau MRP memeringati hari jadinya ke-16 dalam perayaan di Kota Jayapura, Papua, pada Senin (1/11/2021). Perayaan berupa ibadah syukur itu dihadiri para tamu undangan dari berbagai lembaga pemerintah, serta masyarakat Papua.

Ketua MRP, Timotius Murib menyatakan hari jadi MRP jatuh pada 31 Oktober. Akan tetapi, karena 31 Oktober 2021 jatuh pada akhir pekan.

“Berhubung tanggal tersebut adalah hari libur, maka MRP mengundurkan perayaaan HUT MRP [hingga] hari ini, tanggal 1 November 2021,” kata Murib dalam sambutannya, Senin.

Perayaan itu dilaksanakan secara sederhana, disertai pameran barang kerajinan karya orang Papua, sajian makanan khas Papua, serta pagelaran musik etnik Papua oleh seniman perwakilan lima wilayah adat.

“Seharusnya ada kegiatan yang perlu dilakukan secara besar-besaran, untuk memberikan makna eksistensi MRP sebagai lembaga representasi kultural orang asli Papua. Namun, untuk menghindari penyebaran COVID-19, sehingga dilaksanakan secara sederhana di Kantor MRP,” kata Murib.

Perayaan HUT MRP bertema ”Budayaku, Identitasku Papua” itu menetapkan sub tema meningkatkan kebersamaan orang asli Papua untuk menyelamatkan tanah, manusia, dan budaya Papua.

“Tema dan sub tema tersebut merujuk moto MRP dan visi – misi Gubernur, dan Wakil Gubernur Papua, serta filosofi dasar keberadaan MRP sebagai representasi kultural Orang Asli Papua,” kata Murib.

Menurutnya, MRP memiliki kewajiban melindungi hak dasar Orang Asli Papua, sebagaimana amanat Undang-undang Nomor 21 Tahun 2001 tentang Otonomi Khusus Papua (UU Otsus Papua).

“MRP ingin kembali menegaskan pentingnya konsistensi atau ketaatan asas dalam penyelenggaraan Otonomi Khusus di Papua. [Para pihak] hendaknya senantiasa membangun komitmen yang sama, dan menjalin hubungan kerja yang sinergis dan harmonis guna mewujudkan kebangkitan masyarakat Papua menuju kehidupan yang mandiri dan sejahtera sesuai visi dan misi,” kata Murib.

Menurut Murib, dengan perayaan hari itu MRP ingin menekankan pentingnya kerjasama dan koordinasi dalam hal perumusan dan penetapan kebijakan dan kegiatan tahunan Pemerintah Provinsi Papua. [Itu] tanggung jawab moral dan sosial yang mutlak harus diemban kita semua, terutama penyelenggara pemerintahan, tidak terkecuali MRP,” tutur Murib.

MRP telah berupaya untuk menyusun program kerja dan kegiatan yang lebih berfokus kepada upaya perlindungan, pemberdayaan, dan keberpihakan bagi Orang Asli Papua.

“Tugas dan wewenang MRP berbeda dengan tugas dan kewenangan pemerintah provinsi dan kabupaten/kota. [Tugas dan wewenang MRP] ditujukan kepada masyarakat, dan hasilnya pun dinikmati secara langsung oleh masyarakat Orang Asli Papua,” kata Murib.

MRP saat ini berfokus menjalakan delapan program, termasuk perlindungan hak Orang Asli Papua dalam bidang pertanahan, penanganan pelanggaran HAM, pencatatan atau pencacahan penduduk Orang Asli Papua, dan afirmasi Orang Asli Papua dalam rekruitmen TNI/Polri, sekolah kedinasan, dan Aparatur Sipil Negara. MRP juga melakukan uji materiil Undang-undang Nomor 2 Tahun 2021 tentang Perubahan Kedua UU Otsus Papua di Mahkamah Konstitusi.

“Sebagai pimpinan MRP, saya menyadari keberadaan MRP tentu masih banyak kekurangan dan kelemahan kami. Marilah kita bergandengan tangan dan saling bahu membahu bekerja sama melaksanakan tugas dan fungsi kita dalam membangun masyarakat Papua,” kata Murib.

Staf ahli bidang pengembangan masyarakat adat dan budaya Provinsi Papua, Paskalis Netep saat membacakan sambutan tertulis Gubernur Papua menyatakan hari jadi MRP ke-16 merupakan momen luar biasa. “Kebudayaan seni ukir dan kerajinan perlu dilestarikan bagi generasi berikut,” ucapnya.

Ia juga menyampaikan terima kasihnya kepada masyarakat dari lima wilayah adat yang berpartisipasi dalam hari jadi MRP ke-16 itu. “Saya menyampaikan terima kasih kepada MRP yang telah [membuat] iven dan kegiatan pameran kerajinan masyakarat asli Papua,” ujarnya. (*)

Sumber: JUBI

Read More
Categories Berita

Pameran Kerajinan Tangan Khas Papua Digelar di Halaman Kantor MRP

Pameran Kerajinan Tangan Khas Papua Digelar di Halaman Kantor MRP – Humas MRP

JAYAPURA, MRP – Pameran kerajinan tangan asli Papua digelar di halaman kantor Majelis Rakyat Papua (MRP), Distrik Abepura, Kota Jayapura, Rabu (27/10/2021). Pameran ini untuk menyambut perayaan hari ulang tahun ke-16 Majelis Rakyat Papua, juga bertepatan hari budaya Papua pada 1 November mendatang.

Ketua Majelis Rakyat Papua, Timotius Murib, mengatakan ini adalah hari pertama pameran digelar. Pameran akan berlangsung selama tiga hari ke depan.

Sementara, ada beberapa kegiatan lainnya dan akan berlangsung selama HUT MRP dan hari budaya Papua, awal bulan depan.

“Penyelenggaraan pameran kerajinan asli Papua ini akan dilaksanakan selama 3 hari di halaman kantor MRP,” kata Timotius kepada awak media.

MRP sedniri menghadirkan kaum perempuan dari lima wilayah adat di Papua; Lapago, Mepago, Saireri, Animha, dan Tabi.

“Mama-mama dari lima wilayah adat ini, mekera pamerkan hasil kerajinan asli Papua dari masing-masing wilayah. Seperti noken, gelang dan mahkota serta kerajinan tangan lainnya,” jelasnya.

Timotius juga mengajak seluruh masyarakat Papua bisa datang ke halaman kantor MRP untuk membeli hasil kerajinan tangan asli Papua tersebut.

“Siapa yang belum sempat membeli suvenir Papua, seperti koteka, noken dan lainnya, bisa datang ke sini, karena pameran ini kami buka untuk umum,” ujarnya. (*)

Sumber: https://papua.tribunnews.com/

Read More
Categories Berita

Peringati Hari Jadi ke-16, MRP Gelar Pameran Budaya Dan Barang Kerajinan

Ketua Majelis Rakyat Papua, Timotius Murib, membuka pameran budaya dan barang kerajinan dalam rangkaian peringatan hari jadi MRP ke-16, Rabu (27/10/2021). – Jubi/Yance Wenda

JAYAPURA, MRP – Majelis Rakyat Papua atau MRP memperingati hari jadinya ke-16 dengan menggelar pameran budaya dan barang kerajinan khas lima wilayah adat Papua di Kota Jayapura, Rabu (27/10/2021). Kegiatan itu akan berlangsung selama tiga hari, dan diikuti peluncuran buku dan album lagi khas Papua pada  puncak peringatan hari jadi  MRP ke-16, 31 Oktober 2021. Pameran budaya dan barang kerajinan yang digelar MRP itu bertema “Budayakan Identitasku, Papua”.

Kegiatan yang digelar di halaman Kantor MRP itu menghadirkan beragam barang kerajinan, juga menawarkan beraneka ragam cita rasa kopi dari berbagai wilayah di Papua.

“MRP menghadirkan kerajinan tangan dari lima wilayah adat, hasil karya putra-putri orang asli Papua. Juga tersedia kopi Papua dari pengunungan hingga kopi dari pesisir pantai. Hari Sabtu nanti puncaknya, peluncuran lagu-lagu bahasa daerah, judulnya ‘Penyelamatan Tanah dan Manusia Papua’, tempatnya di Cafe Reggae, Holtecam,” kata Ketua MRP, Timotius Murib dalam sambutannya, Rabu, (27/10/2021).

Ia mengatakan pameran budaya dan barang kerajinan selama tiga hari itu terbuka untuk umum, dan warga bisa menggunakan kesempatan itu untuk membeli beraneka barang kerajinan Mama-mama Papua. Panggung pameran juga akan menyuguhkan beragam musik khas Papua.

“Selama tiga hari ini, panggung [akan] diisi oleh seniman jalanan. Jadi, selama tiga hari itu semua lagu-lagu Papua yang dinyanyikan. Ko menyanyi, ini ko punya kampung, ko sampaikan segala sesuatu yang ko lihat dan ko rasakan di atas panggung ini. ” ujar Murib.

Menurutnya, peringatan hari jadi MRP ke-16 akan menjadi momentum untuk merefleksikan keberhasilan maupun kegagalan kerja MRP. Refleksi itu telah ditulis menjadi buku yang diterbitkan MRP sebanyak 20 ribu eksemplar.

“Selama 16 tahun ini, MRP sudah kerja apa? [Apa keberhasilan] yang sesuai dengan visi dan misi penyelamatan tanah dan manusia, untuk wujudkan keberpihakan, perlindungan, dan pemberdayaan orang asli Papua? MRP sediakan buku, gratis,  dan di situ bisa dilihat, selama 16 tahun itu MRP kerja apa saja, agar masyarakat tahu apa saja yang MRP kerjakan,” ucap Murib.

Menurut Murib, kegiatan serupa pernah diadakan pada peringatan hari jadi MRP ke-13.

“Situasi di Papua sebenarnya tidak mendukung. Yang pertama, [kita dalam situasi pandemi] COVID-19. [Yang kedua],  sudah 16 tahun [MRP berdiri, namun] kami di Papua masih berduka. Sudah 16 tahun, saya capai bicara situasi dan kondisi orang asli Papua,” kata Murib.

Murib menyatakan, jika orang asli Papua ingin mengubah dunia agar sesuai dengan harapan mereka, maka orang asli Papua harus mengubah diri mereka.

“Kalau mau mengubah dunia, mari kita sebagai orang asli Papua mengubah kita punya diri dulu, baru mengubah dunia [sesuai] yang kita harapkan. Itu terutama Papua,” ujar Murib.

Ketua Panitia pameran itu, Eddy Patanduk mengatakan pameran budaya itu menghadirkan kesenian tradisi dari lima wilayah adat Papua.

“Perwakilan lima wilayah adat turut berpartisipasi dalam kegiatan itu. Jelang HUT pada Sabtu, MRP akan menampilkan pameran foto [dokumentasi kegiatan] MRP. Juga ada dialog [yang disiarkan] TVRI dan RRI,” ujar Patanduk. (*)

Sumber: JUBI

Read More